Pelayat bersiap makamkan korban serangan kelompok bersenjata di Mesir
4 November 2018 15:14 WIB
Paus Tawadros II, paus baru gereja Koptik Ortodok baru mengikuti upacara pelantikannya di Katedral St. Mark di Abbasiya, Kairo, Minggu (18/11). Gereja Koptik Ortodok melaksanakan upacara penuh ritual pada hari Minggu untuk melantik paus, Tawadros II yang diharapkan umat Kristen dapat memimpin mereka dalam era Mesir dalam kekuasan Islam yang baru. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Minya (ANTARA News) - Ribuan pelayat pada Sabtu bersiap menguburkan enam anggota dari satu keluarga, yang tewas diserang ketika kembali dari acara pembaptisan di tempat ibadah Kristen di Provinsi Minya, Mesir.
Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan pada Jumat terhadap dua bus di dekat tempat ibadah St. Samuel Sang Pengaku di Minya, 260 km dari Kairo, menewaskan tujuh orang dan melukai 18, termasuk anak-anak.
Serangan tersebut diklaim IS, yang bersama dengan kelompok berafiliasi, mengaku bertanggung jawab atas beberapa kekerasan terhadap minoritas Kristen di Mesir, termasuk yang menewaskan 28 orang di dekat tempat sama pada Mei 2017, demikian Reuters melaporkan.
Baca juga: 36 tewas dalam pemboman di gereja koptik Mesir
Baca juga: As-Sisi sebut pasukan Mesir serang kamp teroris setelah 28 pemeluk Koptik tewas
Walaupun tentara dan kepolisian Mesir melancarkan penumpasan atas kelompok militan pada Februari, sejumlah pelayat Kristen menyalahkan pihak keamanan karena serangan berulang, yang menyasar mereka.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan ia berduka atas jatuhnya korban dan berjanji akan meningkatkan penumpasan itu.
"Ada perasaan sedih bercampur pedih; kesedihan karena peristiwa-peristiwa menyakitkan berulang dan pedih karena orang-orang Kristen Koptik bagian dari tanah air," kata Uskup Macarius, kepala diose Koptik di Minya, kepada pelayat di gereja Prince Tadros di Minya, berlinang air mata.
Kerumunan pelayat tampak sedih, terisak dan berdoa bagi enam korban itu, yang telah dimasukkan ke dalam peti jenazah bewarna putih.
Editor: Boyke Soekapdjo
Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan pada Jumat terhadap dua bus di dekat tempat ibadah St. Samuel Sang Pengaku di Minya, 260 km dari Kairo, menewaskan tujuh orang dan melukai 18, termasuk anak-anak.
Serangan tersebut diklaim IS, yang bersama dengan kelompok berafiliasi, mengaku bertanggung jawab atas beberapa kekerasan terhadap minoritas Kristen di Mesir, termasuk yang menewaskan 28 orang di dekat tempat sama pada Mei 2017, demikian Reuters melaporkan.
Baca juga: 36 tewas dalam pemboman di gereja koptik Mesir
Baca juga: As-Sisi sebut pasukan Mesir serang kamp teroris setelah 28 pemeluk Koptik tewas
Walaupun tentara dan kepolisian Mesir melancarkan penumpasan atas kelompok militan pada Februari, sejumlah pelayat Kristen menyalahkan pihak keamanan karena serangan berulang, yang menyasar mereka.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan ia berduka atas jatuhnya korban dan berjanji akan meningkatkan penumpasan itu.
"Ada perasaan sedih bercampur pedih; kesedihan karena peristiwa-peristiwa menyakitkan berulang dan pedih karena orang-orang Kristen Koptik bagian dari tanah air," kata Uskup Macarius, kepala diose Koptik di Minya, kepada pelayat di gereja Prince Tadros di Minya, berlinang air mata.
Kerumunan pelayat tampak sedih, terisak dan berdoa bagi enam korban itu, yang telah dimasukkan ke dalam peti jenazah bewarna putih.
Editor: Boyke Soekapdjo
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018
Tags: