Petrokimia susul Alko Bandung ke Divisi 1
3 November 2018 17:46 WIB
Pemain Badak LNG Bontang, Amasya Manganang (merah) melakukan smes saat timnya menghadapi TNI AU di GOR Ki Mageti, Magetan, Jawa Timur, Rabu (31/10/18). Pada pertandingan tersebut Badak LNG kalah dari TNI AU 2-3 dan gagal ke semifinal Livoli Divisi Utama 2018. (Antara/HO/PP PBVSI)
Jakarta (ANTARA News) - Salah satu tim bola voli putri tertua di Indonesia, Petrokimia Gresik, resmi menyusul Alko Bandung turun ke Divisi 1 setelah pada kejuaraan PGN Livoli Divisi Utama 2018 di GOR Ki Mageti, Magetan, Jawa Timur gagal bersinar.
Pada pertandingan terakhir di GOR Ki Mageti Magetan, Sabtu, dan membawanya turun kasta ke Divisi 1, anak asuh Victor Laiyan ini menyerah dari Badak LNG Bontang dengan skor 2-3 (18-25, 25-19, 25-22, 19-25, 8-15).
Dalam laga penentuan nasib, Petrokimia Gresik sebenarnya sudah unggul 2-1 dari LNG Bontang. Tetapi Amasya Manganang dan kawan-kawan dari LNG mampu mengejar ketertinggalan dan bahkan memenangi laga tersebut.
"Yah begitulah mental bertanding anak-anak Petrokimia. Hanya butuh satu set lagi mereka sia-siakan," kata pelatih Petrokimia, Viktor Laiyan dalam keterangan resminya.
Menurut dia, materi pemain yang didominasi pemain muda memang sulit baginya untuk meraih kemenangan dalam laga yang menentukan. Apalagi lawan didukung oleh pemain yang sudah kenyang pengalaman seperti Amasya Manganang.
"Mereka sepertinya tegang," kata pelatih asal DKI Jakarta itu menambahkan.
Meski demikian, kata dia, pemain Petrokimia Gresik diprediksi bakal bersinar dengan catatan setelah kejuaraan ini mendapatkan pelatihan dengan baik serta banyak meningkatkan jam terbang dengan mengikuti kejuaraan.
Sementara itu, asisten pelatih Badak LNG Bontang, Munawar mengaku senang dengan tetap bertahan di Divisi Utama karena untuk meraih posisi saat ini membutuhkan usaha keras. Perjuangan sendiri dimulai sejak Divisi 1.
Badak LNG Bontang merupakan tim promosi dari Divisi 1 bersama JWS Minahasa. Mampu bertahan di Divisi Utama dinilai oleh Munawar sebagai pencapaian yang cukup bagus, terlebih posisi ini didapat dengan usaha keras.
Baca juga: Alko Bandung resmi turun kasta ke Divisi 1
Pada pertandingan terakhir di GOR Ki Mageti Magetan, Sabtu, dan membawanya turun kasta ke Divisi 1, anak asuh Victor Laiyan ini menyerah dari Badak LNG Bontang dengan skor 2-3 (18-25, 25-19, 25-22, 19-25, 8-15).
Dalam laga penentuan nasib, Petrokimia Gresik sebenarnya sudah unggul 2-1 dari LNG Bontang. Tetapi Amasya Manganang dan kawan-kawan dari LNG mampu mengejar ketertinggalan dan bahkan memenangi laga tersebut.
"Yah begitulah mental bertanding anak-anak Petrokimia. Hanya butuh satu set lagi mereka sia-siakan," kata pelatih Petrokimia, Viktor Laiyan dalam keterangan resminya.
Menurut dia, materi pemain yang didominasi pemain muda memang sulit baginya untuk meraih kemenangan dalam laga yang menentukan. Apalagi lawan didukung oleh pemain yang sudah kenyang pengalaman seperti Amasya Manganang.
"Mereka sepertinya tegang," kata pelatih asal DKI Jakarta itu menambahkan.
Meski demikian, kata dia, pemain Petrokimia Gresik diprediksi bakal bersinar dengan catatan setelah kejuaraan ini mendapatkan pelatihan dengan baik serta banyak meningkatkan jam terbang dengan mengikuti kejuaraan.
Sementara itu, asisten pelatih Badak LNG Bontang, Munawar mengaku senang dengan tetap bertahan di Divisi Utama karena untuk meraih posisi saat ini membutuhkan usaha keras. Perjuangan sendiri dimulai sejak Divisi 1.
Badak LNG Bontang merupakan tim promosi dari Divisi 1 bersama JWS Minahasa. Mampu bertahan di Divisi Utama dinilai oleh Munawar sebagai pencapaian yang cukup bagus, terlebih posisi ini didapat dengan usaha keras.
Baca juga: Alko Bandung resmi turun kasta ke Divisi 1
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: