PMI bangun "shelter" khusus bagi penyandang disabilitas korban gempa Lombok
3 November 2018 17:42 WIB
Arsip Foto. Sejumlah warga duduk di depan selter darurat di Dusun Apitaik, Desa Guntur Macan, Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (8/10/2018). Palang Merah Indonesia (PMI) membangun selter darurat di tujuh kabupaten terdampak gempa Lombok. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.
Lombok, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) membangun tempat berlindung khusus bagi penyandang disabilitas korban gempa bumi Juli di Lombok.
"Kami sudah membuat shelter emergency khusus untuk penyandang disabilitas di beberapa titik. Ini untuk memudahkan mereka dalam melakukan berbagai aktivitas pascagempa yang meluluhlantahkan sebagian Lombok," kata Koordinator Pelaksana Shelter PMI Pusat Junaedi Adhi Piun di Lombok, Sabtu.
Ia mengatahan saat ini sudah ada 25 unit tempat berlindung khusus bagi penyandang disabilitas korban gempa Lombok dan jumlahnya akan ditambah sesuai kebutuhan.
"Salah satu lokasi pembangunan shelter khusus untuk penyandang disabilitas di Desa Selat, Kecamatan Narmada, yang merupakan salah satu daerah paling parah terkena dampak bencana gempa lalu," tambahnya.
Warga Desa Selat yang kedua kakinya lumpuh, Adriansyah Saputra, bersyukur bisa selamat saat gempa. Ia sedang tidur di dekat tembok ketika gempa dan langsung digendong ayahnya keluar rumahnya, yang kemudian runtuh, rata dengan tanah.
"Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, tetapi sudah berangsur pulih. Sekarang yang menjadi keinginan adalah bisa sekolah lagi meskipun lumpuh. Kami menguncapkan terima kasih kepada PMI yang telah membuat shelter khusus ini," katanya.
Junaedi menjelaskan pula bahwa tim PMI masih melanjutkan penyisiran ke berbagai daerah terdampak gempa untuk mencari penyandang disabilitas yang membutuhkan tempat berlindung.
PMI hingga kini secara keseluruhan telah membangun 5.626 unit shelter, tersebar daerah terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat seperti Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Kota Mataram, dan Sumbawa.
Baca juga:
ACT membangun "kampung orang baik" di Lombok
Warga Lombok Utara mulai bangun huntara
"Kami sudah membuat shelter emergency khusus untuk penyandang disabilitas di beberapa titik. Ini untuk memudahkan mereka dalam melakukan berbagai aktivitas pascagempa yang meluluhlantahkan sebagian Lombok," kata Koordinator Pelaksana Shelter PMI Pusat Junaedi Adhi Piun di Lombok, Sabtu.
Ia mengatahan saat ini sudah ada 25 unit tempat berlindung khusus bagi penyandang disabilitas korban gempa Lombok dan jumlahnya akan ditambah sesuai kebutuhan.
"Salah satu lokasi pembangunan shelter khusus untuk penyandang disabilitas di Desa Selat, Kecamatan Narmada, yang merupakan salah satu daerah paling parah terkena dampak bencana gempa lalu," tambahnya.
Warga Desa Selat yang kedua kakinya lumpuh, Adriansyah Saputra, bersyukur bisa selamat saat gempa. Ia sedang tidur di dekat tembok ketika gempa dan langsung digendong ayahnya keluar rumahnya, yang kemudian runtuh, rata dengan tanah.
"Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, tetapi sudah berangsur pulih. Sekarang yang menjadi keinginan adalah bisa sekolah lagi meskipun lumpuh. Kami menguncapkan terima kasih kepada PMI yang telah membuat shelter khusus ini," katanya.
Junaedi menjelaskan pula bahwa tim PMI masih melanjutkan penyisiran ke berbagai daerah terdampak gempa untuk mencari penyandang disabilitas yang membutuhkan tempat berlindung.
PMI hingga kini secara keseluruhan telah membangun 5.626 unit shelter, tersebar daerah terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat seperti Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Kota Mataram, dan Sumbawa.
Baca juga:
ACT membangun "kampung orang baik" di Lombok
Warga Lombok Utara mulai bangun huntara
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: