Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan belum bisa memastikan adanya santunan terhadap evakuator Lion Air JT 610 Syahcrul Anto yang turut gugur saat menjalankan tugas.

"Emm.. Nanti masih kita pelajari dulu lebih lanjut," kata Plt Dirjen Perhubungan Udara, Pramintohadi di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya, penyelam yang gugur dalam tugas sebagai evakuator Lion Air JT 610, Syahcrul Anto, sempat pingsan sebelum akhirnya meninggal dunia, kata Kepala Badan SAR Nasional M Syaugi.

“Dia ditemukan tim SAR dalam keadaan pingsan,” kata Syaugi di Posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, saat Jumat (2/11), Syachrul turun menyelam dengan salah seorang temannya. Saat temannya sedang melakukan pencarian, Syachrul tiba-tiba tak diketahui keberadaannya.

”Satu pihak sedang mencari sesuatu kemudian menengok satunya sudah tidak ada, ketika dicari ternyata sudah di atas agak jauh,” kata dia.

Tim dokter di kapal Victory langsung menangani Syachrul yang sempat sadar dan dimasukkan ke chamber karena mengalami dekompresi.

"Kita punya peralatan itu semua. Setelah itu, Tuhan berkehendak lain. Kita segera bawa secepatnya ke Jakarta kemudian ke RSUD Koja," ucap dia.

Syaugi atas nama Basarnas dan tim gabungan pun menyampaikan dukanya atas kematian Syachrul. Syaugi memberikan apresiasi kepada para relawan yang membantu evakuasi pesawat Lion Air.

Dekompresi adalah penyakit yang dapat mempengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.

Decompression Sickness disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh. Ketika bernapas, sekitar 79 persen dari udara adalah nitrogen. Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat, menyebabkan nitrogen diserap ke dalam jaringan tubuh.

Baca juga: Penuturan istri tentang penyelam yang meninggal dalam tugas

Baca juga: Badan SAR Nasional apresiasi relawan penyelam bantu evakuasi Lion Air JT 610