Cimahi (ANTARA News) - Siti Julaeha (56), korban luka bakar yang diduga disebabkan ledakan amunisi yang tercangkul saat menggali lengkuas, hingga Jumat petang masih terbaring lemas di Rumah Sakit (RS) TNI Angkatan Darat (AD) Dustira Cimahi. "Saya tidak mengetahui pasti apa penyebab ibu saya ini terluka parah, karena saat ledakan terjadi saya sangat terkejut, dan hanya memikirkan keselamatan korban," ucap anak korban, Ny Titing (45), kepada ANTARA News saat ditemui di Ruangan I RS Dustira, Jumat. Dikatakannya, kejadian berlangsung Kamis sekitar pukul 16:00 WIB, saat itu seluruh keluarga sedang berkumpul untuk mengadakan syukuran keluarga karena suami korban, Lettu TNI AU (Purn) Mustari, mendapat untung besar dari usahanya berternak ayam pedaging. Menurut dia, ledakan itu memang terdengar cukup keras diiringi teriakan korban, sehingga seluruh keluarga terkejut dan berhamburan mencari asal suara ledakan. Namun, penyebab ledakan belum bisa dipastikan, menurut pengakuan korban ledakan berasal dari api kompor saat menanak nasi. Ungkapan Ny. Titing itu, ternyata berbeda dengan ungkapan menantu korban, Ny. Ani, yang saat itu berada di RS itu, yakni korban sedang mencangkul tanah untuk mencari lengkuas. Seorang staf perawat RS Dustira yang enggan menyebutkan namanya, menyatakan berdasarkan pemeriksaaan pihaknya, korban yang lahir di Makassar itu menderita luka bakar yang cukup hebat di bagian muka, serta tangan kanannya sehingga harus mendapatkan perawatan yang serius. "Luka bakar korban masih harus ditutupi dengan perban, dan kemungkinan kulit korban yang telah melepuh itu harus mendapatkan operasi bedah plastik," ujarnya menambahkan. (*)