Jenazah korban Lion Air JT 610 tiba di Palembang
3 November 2018 12:27 WIB
Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kombes (Pol) Dr. Musyafak memberikan keterangan kepada media tentang perkembangan identifikasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610 di Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Jakarta, Senin (29/10) malam. (Michael Siahaan)
Palembang, (ANTARA News) - Jenazah korban penumpang Lion Air JT 610 asal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) atas nama Candra Kirana (29) tiba di Palembang, Sabtu.
Peti jenazah tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menggunakan pesawat Batik Air sekitar pukul 07.20 WIB melalui terminal cargo yang turut dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan perwakilan manajemen Lion Air dan Angkasa Pura II.
Kakak kandung korban, Bayu, yang ikut mengiringi jenazah dari Jakarta mengatakan rencananya jenazah Candra Kirana akan langsung dimakamkan pada hari ini di Desa Bhayangkara Kabupaten Pali atau sesuai permintaan keluarga.
"Mungkin hari ini langsung dimakamkan," ujar Bayu.
Bayu menceritakan, ia dan saudaranya itu sebenarnya sedang berlibur dari Bali. Namun, karena istri Bayu mengalami pendarahan kecil maka terpaksa kembali ke Palembang lebih dulu. Sementara si adik beserta istrinya Cici Ariska (28) transit di Jakarta.
Ia menjelaskan Candra Kirana dan Cici Ariska seharusnya berangkat dari Jakarta pada 28 Oktober usai berbulan madu di Bali, namun ternyata sang adik berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada 29 Oktober atau hari kejadian naas pesawat Lion Air JT 610.
"Sementara ini jenazah istri masih diidentifikasi," ujar Bayu. Candra Kirana merupakan satu dari tujuh warga Sumsel termasuk dalam manifes Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Kabupaten Karawang Jawa Barat,dan jenazahnya tiba pertama di Palembang.
Tujuh penumpang Lion Air JT 610 asal Sumsel yakni Kabupaten Pali (Candra Kirana, Cici Ariska, Dadang, Asep), asal Kota Lubuklinggau (Rian Ariandi dan Rapi Andrian) dan asal Kota Palembang (Rezki Amalia).
Sebelumnya, pesawat tipe B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.
Baca juga: DVI properti percepat identifikasi korban Lion JT 610
Baca juga: Kunci identifikasi tiga korban JT 610
Peti jenazah tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menggunakan pesawat Batik Air sekitar pukul 07.20 WIB melalui terminal cargo yang turut dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan perwakilan manajemen Lion Air dan Angkasa Pura II.
Kakak kandung korban, Bayu, yang ikut mengiringi jenazah dari Jakarta mengatakan rencananya jenazah Candra Kirana akan langsung dimakamkan pada hari ini di Desa Bhayangkara Kabupaten Pali atau sesuai permintaan keluarga.
"Mungkin hari ini langsung dimakamkan," ujar Bayu.
Bayu menceritakan, ia dan saudaranya itu sebenarnya sedang berlibur dari Bali. Namun, karena istri Bayu mengalami pendarahan kecil maka terpaksa kembali ke Palembang lebih dulu. Sementara si adik beserta istrinya Cici Ariska (28) transit di Jakarta.
Ia menjelaskan Candra Kirana dan Cici Ariska seharusnya berangkat dari Jakarta pada 28 Oktober usai berbulan madu di Bali, namun ternyata sang adik berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada 29 Oktober atau hari kejadian naas pesawat Lion Air JT 610.
"Sementara ini jenazah istri masih diidentifikasi," ujar Bayu. Candra Kirana merupakan satu dari tujuh warga Sumsel termasuk dalam manifes Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Kabupaten Karawang Jawa Barat,dan jenazahnya tiba pertama di Palembang.
Tujuh penumpang Lion Air JT 610 asal Sumsel yakni Kabupaten Pali (Candra Kirana, Cici Ariska, Dadang, Asep), asal Kota Lubuklinggau (Rian Ariandi dan Rapi Andrian) dan asal Kota Palembang (Rezki Amalia).
Sebelumnya, pesawat tipe B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.
Baca juga: DVI properti percepat identifikasi korban Lion JT 610
Baca juga: Kunci identifikasi tiga korban JT 610
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: