Ekonomi Jakarta kuartal III diperkirakan tumbuh 6,3-6,7 Persen
3 November 2018 11:11 WIB
Ilustrasi DKI Jakarta. Kendaraan melintas dengan latar belakang pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (20/2/2017). Perekonomian DKI Jakarta sepanjang 2016 tumbuh stabil sesuai dengan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada tahun 2016 yang tercatat tumbuh 5,85 persen "year on year". (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Banyuwangi (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama kuartal III 2018 diperkirakan mencapai 6,3-6,7 persen (tahun ke tahun/yoy), yang menunjukkan laju Produk Domestik Bruto ibu kota kembali ke tren semula di kisaran 6,0 persen setelah terkoreksi di kuartal I dan II 2018.
Kondisi ekonomi DKI Jakata selama paruh ketiga tahun ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi masyarakat dan investasi dari perhelatan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, kata Kepala Tim Advisory dan Ekonomi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, M. Cahyaningtyas, dalam paparan media di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
"Jakarta berbeda dengan daerah lain yang kemungkinan ada perlambatan, Jakarta masih terdampak dengan meningkatnya konsumsi dari banyak pertemuan sepanjang tahun ini," kata Tyas.
Selama kuartal I dan kuartal II, ekonomi DKI Jakarta memang masih tumbuh namun terus melambat. Di periode pertama ekonomi DKI Jakarta hanya tumbuh 5,99 peren setelah terakselerasi 6,22 persen di 2017. Kemudian, pertumbuhan kembali melambat pada kuartal II 2018 menjadi 5,93 persen.
"Kuartal III akan menjadi pertaruhan untuk melihat laju pertumbuhan sepanjang 2018, karena kuartal IV tidak akan begitu menggeliat seperti kuartal III," kata dia.
Untuk keseluruhan 2018, Bank Sentral menargetkan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta bisa mencapai 6-6,4 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sebesar 5-5,4 persen.
Penopang pertumbuhan Ibu Kota masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, dan konsumsi pemerintah. Namun sejak kuartal I 2018, pertumbuhan konsumsi melambat di kisaran 5,48. Hal itu diperparah dengan menurunnya konsumsi pemerintah yang minus hingga 4,2 persen. Sementara, pertumbuhan ekspor juga melambat dari kuartal I 2018 yang sebesar 10,7 persen ke 4,8 persen di kuartal II 2018.
"Namun jika kuartal III 2018, kita bisa tumbuh sesuai target, pertumbuhan di atas enam persen pada 2018 bisa saja tercapai," kata dia.
Badan Pusat Statistik dijadwalkan akan mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi pada Senin (5/11).
Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu mendorong sektor pariwisata agar menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Destinasi wisata unggulan DKI Jakarta, seperti Pulau Seribu, harus dipotimalkan untuk mendongkrak konsumsi masyarakat, dan investasi.
"Tidak bisa bergantung terus dengan industri, harusnya sudah menjadikan pariwsata sektor pertumbuhan baru," ujarnya.
"Selain ada Pulau Seribu, destinasi lainnya seperti Kota Tua dan Setu Babakan juga seharusnya bisa dioptimalkan," tambahnya.
Adapun, kepulauan Seribu merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas untuk pengembangan oleh pemerintah Indonesia.
Pemerintah sedang gencar menggenjot sektor pariwisata untuk menarik banyak devisa sekaligus meningkatkan kinerja neraca jasa untuk memperkecil defisit neraca transaksi berjalan.
Baca juga: Anies sebut pertumbuhan ekonomi DKI melebihi nasional
Kondisi ekonomi DKI Jakata selama paruh ketiga tahun ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi masyarakat dan investasi dari perhelatan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, kata Kepala Tim Advisory dan Ekonomi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, M. Cahyaningtyas, dalam paparan media di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
"Jakarta berbeda dengan daerah lain yang kemungkinan ada perlambatan, Jakarta masih terdampak dengan meningkatnya konsumsi dari banyak pertemuan sepanjang tahun ini," kata Tyas.
Selama kuartal I dan kuartal II, ekonomi DKI Jakarta memang masih tumbuh namun terus melambat. Di periode pertama ekonomi DKI Jakarta hanya tumbuh 5,99 peren setelah terakselerasi 6,22 persen di 2017. Kemudian, pertumbuhan kembali melambat pada kuartal II 2018 menjadi 5,93 persen.
"Kuartal III akan menjadi pertaruhan untuk melihat laju pertumbuhan sepanjang 2018, karena kuartal IV tidak akan begitu menggeliat seperti kuartal III," kata dia.
Untuk keseluruhan 2018, Bank Sentral menargetkan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta bisa mencapai 6-6,4 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sebesar 5-5,4 persen.
Penopang pertumbuhan Ibu Kota masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, dan konsumsi pemerintah. Namun sejak kuartal I 2018, pertumbuhan konsumsi melambat di kisaran 5,48. Hal itu diperparah dengan menurunnya konsumsi pemerintah yang minus hingga 4,2 persen. Sementara, pertumbuhan ekspor juga melambat dari kuartal I 2018 yang sebesar 10,7 persen ke 4,8 persen di kuartal II 2018.
"Namun jika kuartal III 2018, kita bisa tumbuh sesuai target, pertumbuhan di atas enam persen pada 2018 bisa saja tercapai," kata dia.
Badan Pusat Statistik dijadwalkan akan mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi pada Senin (5/11).
Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu mendorong sektor pariwisata agar menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Destinasi wisata unggulan DKI Jakarta, seperti Pulau Seribu, harus dipotimalkan untuk mendongkrak konsumsi masyarakat, dan investasi.
"Tidak bisa bergantung terus dengan industri, harusnya sudah menjadikan pariwsata sektor pertumbuhan baru," ujarnya.
"Selain ada Pulau Seribu, destinasi lainnya seperti Kota Tua dan Setu Babakan juga seharusnya bisa dioptimalkan," tambahnya.
Adapun, kepulauan Seribu merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas untuk pengembangan oleh pemerintah Indonesia.
Pemerintah sedang gencar menggenjot sektor pariwisata untuk menarik banyak devisa sekaligus meningkatkan kinerja neraca jasa untuk memperkecil defisit neraca transaksi berjalan.
Baca juga: Anies sebut pertumbuhan ekonomi DKI melebihi nasional
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: