Kemenhub bantu identifikasi korban Lion di RS Polri
2 November 2018 21:01 WIB
MENHUB TINJAU KELUARGA KORBAN LION AIR JT 610 Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) meninjau posko antemortem keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang di RS Polri, Jakarta, Selasa (30/10/2018). Dalam kunjungan tersebut Budi Karya Sumadi menjelaskan proses evakuasi serta memberi semangat secara langsung kepada keluarga korban. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/kye.
Jakarta, (Antara News) - Tim Kesehatan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan ikut membantu penanganan identifikasi korban pesawat Lion Air JT 610 di RS Polri, Kramat Jati.
Plt. Dirjen Perhubungan Udara M. Pramintohadi Sukarno setelah berkoordinasi dengan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Bidang Disaster Victim Identification Kepolisian Republik Indonesia (DVI POLRI), menugaskan dokter gigi dari Balai Kesehatan Penerbangan Ditjen Hubud guna membantu identifikasi korban di Rumah Sakit POLRI.
"Kami telah berkoordinasi dengan DVI POLRI dan menginstruksikan Kepala Balai Kesehatan Penerbangan untuk mengirim dokter gigi guna membantu identifikasi korban JT 610," kata Pramintohadi di Jakarta, Jumat.
Balai Kesehatan Penerbangan memiliki data primer berupa data pemeriksaan gigi dari Pilot, Co-pilot dan Cabin Crew Lion Air JT 610 sehingga dapat membantu mempermudah proses identifikasi.
Namun, keberadaan dokter gigi Monica Shinta dan Meta Yunia sejak kemarin di RS POLRI adalah membantu kerja tim DVI di posko Ante Mortem untuk mengidentifikasi seluruh jenazah yang telah ditemukan dan dibawa ke sana.
Pramintohadi berharap dengan dukungan tim Ditjen Hubud, proses identifikasi bisa lebih cepat dan keluarga korban dapat segera membawa jenazah untuk disemayamkan.
"Saya harap kehadiran tim kami dapat membantu percepatan penanganan identifikasi korban sehingga pihak keluarga dapat segera membawa jenazah keluarganya untuk dimakamkan," ungkapnya.
Sebelumnya pada Kamis pagi (1/11), jenazah yang telah teridentifikasi atas nama Jannatun Cintya Dewi, pegawai Kementerian ESDM, telah dibawa pihak keluarga dan dimakamkan di Sidoarjo, Jawa Timur.
Plt. Dirjen Perhubungan Udara M. Pramintohadi Sukarno setelah berkoordinasi dengan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Bidang Disaster Victim Identification Kepolisian Republik Indonesia (DVI POLRI), menugaskan dokter gigi dari Balai Kesehatan Penerbangan Ditjen Hubud guna membantu identifikasi korban di Rumah Sakit POLRI.
"Kami telah berkoordinasi dengan DVI POLRI dan menginstruksikan Kepala Balai Kesehatan Penerbangan untuk mengirim dokter gigi guna membantu identifikasi korban JT 610," kata Pramintohadi di Jakarta, Jumat.
Balai Kesehatan Penerbangan memiliki data primer berupa data pemeriksaan gigi dari Pilot, Co-pilot dan Cabin Crew Lion Air JT 610 sehingga dapat membantu mempermudah proses identifikasi.
Namun, keberadaan dokter gigi Monica Shinta dan Meta Yunia sejak kemarin di RS POLRI adalah membantu kerja tim DVI di posko Ante Mortem untuk mengidentifikasi seluruh jenazah yang telah ditemukan dan dibawa ke sana.
Pramintohadi berharap dengan dukungan tim Ditjen Hubud, proses identifikasi bisa lebih cepat dan keluarga korban dapat segera membawa jenazah untuk disemayamkan.
"Saya harap kehadiran tim kami dapat membantu percepatan penanganan identifikasi korban sehingga pihak keluarga dapat segera membawa jenazah keluarganya untuk dimakamkan," ungkapnya.
Sebelumnya pada Kamis pagi (1/11), jenazah yang telah teridentifikasi atas nama Jannatun Cintya Dewi, pegawai Kementerian ESDM, telah dibawa pihak keluarga dan dimakamkan di Sidoarjo, Jawa Timur.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: