Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan merilis laporan sementara terkait pemeriksaan uji kelaikudaraan (ramp check) khusus terhadap seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8 dinyatakan layak beroperasi.

Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, M Pramintohadi Sukarno, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, menyatakan, setelah pesawat terbang Lion Air nomor penerbangan JT 610 jatuh, masih ada 11 unit pesawat Boeing 737 MAX 8 yang beroperasi.

Satu unit dioperasikan Garuda Indonesia dan 10 unit pesawat oleh Lion Air. Semua Boeing B-737 MAX 8 ditenagai dua unit mesin CFM LEAP 1B, oleh pabrikan mesin CFM, patungan antara General Electric (Amerika Serikat) dan Safran (Prancis).

"Laporan sementara terhadap pemeriksaan khusus terhadap satu pesawat Garuda dan lima pesawat Lion Air. Pesawat Garuda dalam kondisi baik, dan yang lain dalam kondisi baik, ada sedikit temuan tapi segera diselesaikan," kata Sukarno.

Ia menjelaskan dalam pemeriksaan, ada satu pesawat yang memiliki temuan namun berkategori minor dan sudah diselesaikan dalam kondisi baik.

Pemeriksaan atau uji kelaikudaraan seluruh pesawat meliputi aspek persoalan berulang, pelaksanaan penyelesaian masalah, pelaksanaan aspek kelaikudaraan, kelengkapan peralatan hingga kemampuan manajemen operator dalam menangani permasalahan teknis.

Ada pun 11 unit pesawat Boeing 737 MAX 8 yang ada tetap dioperasikan. Kementerian Perhubungan pun akan terus melakukan uji kelaikudaraan untuk semua maskapai, menyusul PK LQP Lion Air nomor penerbangan jatuhnya JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, jatuh di perairan Laut Jawa di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10).

"Proses pemeriksaan terhadap semua maskapai yang direncanakan dan sedang berjalan, rata-rata memang kita lakukan sekitar 30 sampai 40 persen per maskapai," kata dia.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan, Avirianto, mengatakan, mereka telah meningkatkan pengawasan dengan menurunkan inspektur kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat di Kantor Otoritas Bandara wilayah I di Soekarno Hatta, wilayah II di Medan, III di Surabaya, IV di Bali dan V di Makassar.

"Boeing 737 MAX 8 yang sedang beroperasi tidak menutup kemungkinan tetap kami monitor hari ke hari. Kalau kami lihat ada yang signifikan, kita akan melakukan pengawasan bida dimungkinkan. Setelah inspeksi, kita monitor setiap hari kalau ada permasalah kita akan stop," kata Avirianto.