Palu (ANTARA News) - Senyum semringah terpancar di raut muka Sudirman Lamase saat Antara bertandang ke kediamannya di Kelurahan Balantang, Kecamatan Batui, Kabupaten Luwuk.

Sudirman begitu antusias menceritakan putrinya yang kala itu sedang menunggu waktu untuk wisuda, di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Pulau Jawa.

"Alhamdulillah, tinggal menunggu wisuda di Institut Pertanian Bogor (IPB)," kata dia ketika memulai pembicaraan sepekan usai Lebaran 2018.

Sudirman menceritakan kisah sang putri, Sunita Ayu, sebagai salah seorang penerima beasiswa di perguruan tinggi yang dibiayai PT Donggi Senoro LNG (DSLNG).

Perusahaan yang bergerak di bidang gas alam itu, dikembangkan atas inisiatif beberapa perusahaan energi nasional PT Pertamina Persero dan PT Medco Energi Internasional bersama-sama perusahaan internasional, yaitu Mitsubishi Corporation dan Korea Gas Corporation.

"Saya tidak tahu, kalau DSLNG ada kerja sama dengan IPB. Mereka ingin mencari anak beprestasi di Kecamatan Batui dan Kintom," lanjut Sudirman.

Tidak ada pertanyaan penting dalam wawancara, karena pertemuan itu tanpa disangka sebelumnya. Mungkin karena tradisi silaturahim pascalebaran, pertemuan dengan orang tua penerima beasiswa DSLNG pun terjadi.

DSLNG memiliki kilang di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, sekitar 45 kilometer tenggara Kota Luwuk, yaitu kota utama di Kabupaten Banggai.

Sebagai orang tua, Sudirman masih ragu untuk memberikan izin berangkat kepada Sunita, karena belum adanya kepastian apakah setelah dikuliahkan oleh DSLNG, akan kembali bekerja di perusahaan atau tidak.

"Saat itu, anak saya juga belum mau berangkat," ujarnya.

Namun, karena keyakinan yang diberikan pihak sekolah dan melihat DSLNG merupakan perusahan yang besar, keraguan itu akhirnya luntur.

"Tidak mungkin DSLNG menyekolahkan hingga selesai, lalu dilepas begitu saja, tentunya selesai pendidikan, akan diambil kembali oleh perusahaan untuk bekerja," harap Sudirman waktu itu.

Pada 2013, DSLNG memberangkatkan lima siswa berprestasi, putra daerah setempat dengan beasiswa untuk menimba ilmu di IPB.

Mereka adalah Sunita Ayu, Fahmi Rahmayanti, Muh. Zulfajrin Sango, Fitrawati Hamada, dan Yuli ardiyanti. Kelimanya siswa dari SMA Negeri Batui, SMA Negeri Kintom, dan SMA Alkhairaat Batui.

Dalam setiap kesempatan, Sudirman selalu memberikan semangat kepada mereka untuk dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu dan sesuai dengan target perusahaan.

Jika hal itu tidak dilakukan, kata dia, konsekuensinya pasti beasiswa akan dicabut dan biaya kuliah mereka akan ditanggung masing-masing mahasiswa.

"Kami sebagai orang tua hanya menginginkan agar mereka dapat dipergunakan kembali oleh perusahaan," kata dia.

DSLNG didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) pada 28 Desember 2007 dengan para pemgang saham Pertamina Energy Services Pte Ltd sebesar 29 persen, PT Medco LNG Indonesia sebesar 20 persen, dan Mitsubishi Corporation sebesar 51 persen.

Namun, terhitung Februari 2011, struktur kepemilikan berubah menjadi PT Pertamina Hulu Energi sebesar 29 persen, PT Medco LNG Indonesia sebesar 11.1 persen, dan dan Sulawesi LNG Development Ltd sebesar 59.9 persen.



Bersyukur

Melalui telepon seluler, Sunita Ayu mengaku bersyukur telah selesai mengikuti prosesi wisuda pada 17 Oktober 2018.

Dia mengikuti dua rekan lainnya, Fitrawati Hamada dan Yuli Ardiyanti, yang mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (SP).

"Fahmi Rahmayanti sedang magang ke Jepang dan Muh. Zulfajrin Sango sedang melakukan penelitian," katanya.

Ita, sapaan akrabnya, mengambil konsentrasi keilmuan Teknik Kelautan. Ia mengaku belum melakukan aktivitas apa-apa setelah menyelesaikan studi.

"Belum ada komunikasi atau panggilan dari pihak perusahaan," ujarnya.

Bahkan, dua rekannya yang telah diwisuda, sedang mencoba peruntungan untuk menjadi calon pegawai negeri sipil (PNS).

Ita kembali mengingat awal sebelum diberangkatkan kuliah, tidak ada kesepakatan penting antara mereka dan perusahaan.

"Kami dibatasi sampai 10 semester, yang lulus akan ditarik atau magang minimal satu tahun di perusahaan," jelasnya.

Waktu itu, kata perempuan kelahiran 1996 tersebut, pihak perusahaan juga menginformasikan, jika nantinya lulus kuliah dapat bekerja di perusahaan lain dan hal itu tidak menjadi masalah.

Sunita menuturkan di SMA Negeri Batui, dirinya bersaing dengan 20-an siswa lainnya untuk mendapatkan dua orang terbaik peraih beasiswa DSLNG.

Demikian pula di sekolah lainnya, di mana pihak perusahaan yang datang ke sekolah untuk menyosialisasikan tentang beasiswa tersebut.

Dia menceritakan setahun pertama kuliah di IPB, mereka berlima tinggal di asrama kampus. Semuanya satu fakultas hanya konsentrasi ilmu berbeda di antaranya ada yang mengambil manajemen sumber daya perairan, proteksi tanaman, dan ilmu tanah.

"Semuanya dibayarkan perusahaan, setiap bulan kami mendapatkan uang akomodasi dari Rp1 juta hingga Rp2,25 juta," ungkap Ita.

Untuk biaya penelitian dan tugas akhir, mereka dapat mengusulkan proposal kepada perusahaan untuk pembiayaan.

"Saya tidak melakukan itu, karena mengikuti proyek penelitian dosen," imbuhnya.



Donasikan

Pada 16 Oktober 2018, DSLNG kembali mendonasikan beasiswa satu tahun untuk 50 pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Beasiswa diberikan kepada pelajar di Kecamatan Batui, Kintom, dan Nambo, terdiri atas 15 pelajar Sekolah Dasar (SD), 15 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 20 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah diseleksi Dinas Pendidikan Kabupaten Banggai dengan total donasi Rp205 juta.

"Sudah menjadi komitmen DSLNG dalam peningkatan pendidikan di wilayah kerja dengan memberikan bantuan beasiswa untuk anak-anak berprestasi," kata Direktur Urusan Korporasi DSLNG Aditya Mandala.

Program tersebut telah berjalan sejak tiga tahun lalu, bahkan beberapa lulusan SMA telah dikirim ke IPB Bogor untuk melanjutkan studi dengan beasiswa.

Aditya menjelaskan beasiswa itu merupakan program DSLNG bekerja sama dengan pemerintah daerah, untuk peningkatan sumber daya manusia.

Ia juga mengungkapkan ke depan akan ada dua atau tiga siswa lulusan terbaik diberikan beasiswa untuk melanjutkan kuliah tentang minyak dan gas bumi di Yogyakarta.

Bupati Banggai Herwin Yatim memberikan apresiasi kepada PT DSLNG dalam program-program yang bersinergi dengan pemerintah daerah, terutama dalam pemberian beasiswa kepada anak berprestasi.

Ia berpesan kepada pelajar penerima beasiswa untuk mensyukuri nikmat itu. Mereka harus belajar yang baik agar berprestasi. Pelajar juga tidak boleh sombong atau membantah orang tua.

"Harus rajin belajar dan berdoa sehingga cita-citanya tercapai dan kelak dapat berpartisipasi dalam membangun daerah," kata Bupati Herwin.*



Baca juga: Penerima beasiswa Bidikmisi meningkat

Baca juga: Gelombang kedua mahasiswa NTB penerima beasiswa studi ke Polandia