Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Surjanto Tjahjono mengatakan pengeringan kotak hitam (black box) pesawat yang jatuh di air laut harus dilakukan bertahap.

"Pengeringan harus dilakukan secara bertahap menggunakan vakum agar tidak merusak microchip yang ada di dalamnya," jelas Surjanto saat konferensi pers di dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta pada Kamis.

Dia mengatakan pada proses pengangkatan kotak hitam pesawat Lion Air JT 610, benda tersebut langsung dicuci dengan air tawar kemudian dimasukkan ke dalam kotak berisi air.

Hal tersebut menjaga agar benda tersebut tidak mengering. Pengeringan akan dilakukan di dalam laboratorium.

Kotak hitam yang ada di pesawat mempunyai ketahanan yang tinggi, dia memiliki ketahanan gravitasi hingga 100 G, kemudian dapat bertahan dalam suhu 800-1.000 derajat Celcius dan dapat bertahan di kedalaman air hingga 4.000-5.000 meter.

Kotak hitam mempunyai dua bagian yaitu FDR (Flight Data Record) dan CVR (Cockpit Voice Record).

FDR berisi data-data mengenai kecepatan terbang, ketinggian dan semacamnya, sementara CVR berisi data percakapan pilot dengan menara pemancar, pilot dengan co-pilot, pilot dengan awak pesawat dan pembicaraan pilot di kokpit.

FDR akan menyimpan data 25 jam penerbangan terakhir, maka dengan FDR, pihak investigator tidak hanya dapat melihat data saat penerbangan terakhir, tetapi juga penerbangan sebelumnya.

Saat ini telah ditemukan kotak hitam yang diperkirakan sebagai FDR, sementara itu letak CVR diperkirakan berada tidak jauh dari FDR. Tim akan terus berupaya menemukan CVR tersebut.

Baca juga: KNKT masih terus cari CVR bagian kotak hitam
Baca juga: KNKT sebut bisa unduh data FDR kotak hitam dalam 1 hari