Batam (ANTARA News) - PP Muhammadiyah mengaku kalah dari Nahdatul Ulama (NU), organisasi masyarakat Islam sejenis, karena tidak satupun aktivis ormas tersebut yang pernah menjabat Presiden ataupun Menteri. "Satu-satunya ormas yang ketuanya pernah jadi Presiden ya NU, aktivisnya juga menjabat menteri. Muhammadiah kalah dari NU," kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Batam, Kamis. Menurut Din, kekalahan Muhammadiyah dari NU karena kurangnya kaderisasi dibidang da`i sehingga tidak ada kader yang dapat maju ke kancah politik. Selain itu, Din menambahkan, rangkap jabatan warga Muhammadiyah di organisasi dan partai politik membuat aktivis ormas tersebut tidak fokus dan maksimal. "Kalau mau terjun di politik jangan setengah-setengah," katanya. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi aktivitas setengah-setengah, maka ia sedang menggodog Surat Keputusan Ketua Muhammadiyah tentang larangan rangkap jabatan. Din menyatakan, Muhammadiyah terjebak pada romantisme masa lalu ketika Jenderal Sudirman, yang juga aktivis Muhammadiyah menjadi jenderal besar atau Presiden pertama RI Soekarno yang pernah menjabat konsul pendidikan Muhammadiyah Bengkulu. "Muhammadiyah juga mengklaim, mantan Presiden Soeharto adalah aktivisnya, hanya karena dia mengenyam sekolah di SMP Muhammadiyah," katanya. Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Izzul Muslimin mengatakan Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang besar, sehingga sering dimanfaatkan partai politik untuk menggalang massa. Meskipun begitu, menurut Izzul, Muhammadiah tidak ingin terjebak dalam suatu partai politik tertentu. "Wajar saja jika ada Parpol yang menggunakan basis massa Muhammadiyah, tapi tidak ada posisi sub ordinat antara satu Parpol dengan Muhammadiyah," katanya. Jika berulang kali Muhammadiyah gagal menempatkan aktivisnya di dalam pemerintahan, maka kini ormas tersebut menginginkan ketuanya, Din Syamsuddin, menduduki kursi presiden pada pemilu 2009.(*)