Acin berharap jasad kedua anaknya segera ditemukan
1 November 2018 11:49 WIB
Petugas menunjukkan barang milik korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang kepada pihak keluarga di Posko Evakuasi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/10/2018). Memasuki hari ke-3 pencarian, sejumlah kerabat dan keluarga korban mulai mencari barang milik korban penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Posko tersebut, guna dilakukan identifikasi lebih lanjut. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
Sungailiat,Babel (ANTARA News) - Acin alias Zakaria Samsu warga Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berharap kedua jasad anaknya yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 segera diketemukan.
Saat ditemui di Sungailiat, Babel, Kamis, ia mengharapkan kedua jasad anaknya yang menjadi korban jatuhnya pesawat JT 610 adalah Hardi (31) dan Ferayunita (21) segera ditemukan oleh Basarnas.
"Hardi sudah lama tinggal di Jakarta bersama dengan istrinya sementara adiknya Ferayunita baru menyelesaikan kuliahnya di Jakarta," katanya.
Keduanya berniat datang ke Bangka untuk menghadiri pemakaman neneknya yang meninggal dunia.
"Kami sekeluarga sangat terpukul dengan musibah ini karena Ferayunita anak bungsu dan baru selesai kuliah dan Hardi adalah anak sulung," ujarnya.
Menurut dia, untuk memastikan perkembangan selanjutnya pihak keluarga sudah menyuruh salah satu anggota keluarga, Dedilianto langsung ke Jakarta.
"Dari kabar Dedilianto di Jakarta, sampai sekarang belum ada perkembangan informasi kalau ada saya sudah ditemukan atau belum," katanya.
Ia mengatakan, seluruh keluarga hanya bisa berdoa semoga kedua anaknya yang disayangi segera ditemukan jasadnya. Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi, setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB, Senin, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka. Namun, 13 menit kemudian, pesawat itu hilang kontak. Pesawat kemudian dinyatakan jatuh di perairan Karawang.
Pesawat itu mengangkut total 189 penumpang, terdiri atas 178 orang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dan enam awak kabin. Hingga saat ini, regu Badan Pencarian dan Penyelamat Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian dan evakuasi korban dan puing-puing pesawat.
Baca juga: Kesedihan meliputi pemakaman Cintya, korban kecelakaan JT 610
Baca juga: 56 kantung jenazah JT 610 masuk RS Polri
Saat ditemui di Sungailiat, Babel, Kamis, ia mengharapkan kedua jasad anaknya yang menjadi korban jatuhnya pesawat JT 610 adalah Hardi (31) dan Ferayunita (21) segera ditemukan oleh Basarnas.
"Hardi sudah lama tinggal di Jakarta bersama dengan istrinya sementara adiknya Ferayunita baru menyelesaikan kuliahnya di Jakarta," katanya.
Keduanya berniat datang ke Bangka untuk menghadiri pemakaman neneknya yang meninggal dunia.
"Kami sekeluarga sangat terpukul dengan musibah ini karena Ferayunita anak bungsu dan baru selesai kuliah dan Hardi adalah anak sulung," ujarnya.
Menurut dia, untuk memastikan perkembangan selanjutnya pihak keluarga sudah menyuruh salah satu anggota keluarga, Dedilianto langsung ke Jakarta.
"Dari kabar Dedilianto di Jakarta, sampai sekarang belum ada perkembangan informasi kalau ada saya sudah ditemukan atau belum," katanya.
Ia mengatakan, seluruh keluarga hanya bisa berdoa semoga kedua anaknya yang disayangi segera ditemukan jasadnya. Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi, setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB, Senin, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka. Namun, 13 menit kemudian, pesawat itu hilang kontak. Pesawat kemudian dinyatakan jatuh di perairan Karawang.
Pesawat itu mengangkut total 189 penumpang, terdiri atas 178 orang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dan enam awak kabin. Hingga saat ini, regu Badan Pencarian dan Penyelamat Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian dan evakuasi korban dan puing-puing pesawat.
Baca juga: Kesedihan meliputi pemakaman Cintya, korban kecelakaan JT 610
Baca juga: 56 kantung jenazah JT 610 masuk RS Polri
Pewarta: Kasmono
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: