Sri Mulyani harap keluarga korban bisa dapatkan kepastian
31 Oktober 2018 05:23 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kedua kiri), bergegas masuk ke dalam Kantor Badan SAR Nasional, di Kemayoran, Jakarta, Senin (29/10/2018). Ia datang untuk mencari informasi mengenai nasib beberapa pegawai Kementerian Keuangan yang masuk dalam manifest penumpang pesawat Lion Air JT 610. (ANTARA FOTO/M Ricky Ardiansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengharapkan para keluarga korban penerbangan JT 610 bisa segera mendapatkan kepastian dari jasad penumpang.
"Fokus kami adalah para keluarga dan bagaimana mereka mendapatkan kepastian mengenai jasad dari mereka yang dikasihi," kata dia, di Jakarta, Selasa (30/10).
Ia mengatakan, duka masih menyelimuti lingkungan Kementerian Keuangan dan hal yang bisa dilakukan saat ini adalah menunggu hasil pencarian korban dan pemeriksaan forensik dari pihak berwajib.
Untuk itu, dia belum bisa memastikan langkah yang diambil dalam waktu dekat guna mengantisipasi dampak kehilangan yang dirasakan bagi rekan-rekan maupun keluarga dekat para penumpang.
"Kami sudah melihat berbagai peraturan perundang-undangan yang bisa mewadahi apa yang bisa menjadi kewajiban kami terhadap aparat sipil negara dalam menghadapi kecelakaan seperti itu," ujarnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini mengakui insiden kecelakaan pesawat Lion Air yang memakan korban 21 pegawai Kementerian Keuangan ini bisa berdampak psikologis kepada para anak buahnya.
"Dampaknya mungkin lebih dari hanya 21, karena 21 khan angka, padahal kita tidak bicara angka, ini bicara tentang suasana psikologis kita semuanya," tambahnya.
Namun, dalam kondisi seperti ini, dia akan terus menjaga suasana kinerja pegawai terutama ketika kegiatan pengumpulan maupun pencairan anggaran makin meningkat jelang akhir tahun.
"Mohon berikan kami ruangan untuk bisa mengatasi suasana ini lebih baik dengan memberikan waktu dan ruang untuk keluarga dalam melakukan penyesuaian terhadap bencana yang dialami," ujarnya.
"Fokus kami adalah para keluarga dan bagaimana mereka mendapatkan kepastian mengenai jasad dari mereka yang dikasihi," kata dia, di Jakarta, Selasa (30/10).
Ia mengatakan, duka masih menyelimuti lingkungan Kementerian Keuangan dan hal yang bisa dilakukan saat ini adalah menunggu hasil pencarian korban dan pemeriksaan forensik dari pihak berwajib.
Untuk itu, dia belum bisa memastikan langkah yang diambil dalam waktu dekat guna mengantisipasi dampak kehilangan yang dirasakan bagi rekan-rekan maupun keluarga dekat para penumpang.
"Kami sudah melihat berbagai peraturan perundang-undangan yang bisa mewadahi apa yang bisa menjadi kewajiban kami terhadap aparat sipil negara dalam menghadapi kecelakaan seperti itu," ujarnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini mengakui insiden kecelakaan pesawat Lion Air yang memakan korban 21 pegawai Kementerian Keuangan ini bisa berdampak psikologis kepada para anak buahnya.
"Dampaknya mungkin lebih dari hanya 21, karena 21 khan angka, padahal kita tidak bicara angka, ini bicara tentang suasana psikologis kita semuanya," tambahnya.
Namun, dalam kondisi seperti ini, dia akan terus menjaga suasana kinerja pegawai terutama ketika kegiatan pengumpulan maupun pencairan anggaran makin meningkat jelang akhir tahun.
"Mohon berikan kami ruangan untuk bisa mengatasi suasana ini lebih baik dengan memberikan waktu dan ruang untuk keluarga dalam melakukan penyesuaian terhadap bencana yang dialami," ujarnya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: