Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan proses "search and rescue" atau SAR hingga Selasa telah mengirim 37 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 ke tim DVI Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut.

"Kemarin 24 kantong, hari ini 13 jadi total 37 kantong yang sudah dikirim ke DVI Polri," kata Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Nugroho Budi Wiryanto di Jakarta, Selasa.

Sementara itu, tim SAR juga menemukan 52 kartu identitas korban yang terdiri dari KTP, Kartu BPJS dan paspor. Dari total itu 18 adalah perempuan dan 34 lainnya laki-laki.

Untuk upaya SAR pada Rabu (31/10), Nugroho mengatakan akan terus mengoptimalkan setiap unit.

"Kami optimalkan penyelaman besok agar tugas ini bisa mendapatkan badan utama pesawat. Tentu agar kita semua mohon bantuan dan doa," kata dia.

Nugroho mengatakan tidak ingin berandai-andai mengenai berbagai kemungkinan posisi dan bentuk terakhir badan utama JT 610.

"Yang penting kita cari. Jangan berandai-andai. Kita cari dan evakuasi dengan alat dan potensi yang dimiliki," katanya.

Baca juga: 176 penumpang Lion JT 610 diklaim keluarga

Menurut dia, sejauh ini tidak ada kendala cuaca dalam upaya SAR. Hanya saja terdapat keterbatasan waktu penyelaman hanya bisa dilakukan saat hari terang dengan pertimbangan keamanan dan tingkat visibilitas bawah laut.

Sementara untuk pencarian dan penyelamatan di permukaan laut terus dilakukan selama 24 jam tanpa henti.

"Pencarian di bawah air itu terbatas. Sesuai instruksi presiden, kita bekerja selama 24 jam," kata dia.

Diberitakan, pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada Senin (29/10) pukul 06.33 WIB.

Pesawat hilang kontak pada posisi koordinat 107,07 Bujur Timur dan 05,46 Lintang Selatan atau 34 mil laut dari Jakarta, 25 mil laut dari Tanjung Priok dan 11 mil laut dari Tanjung Karawang.

Baca juga: Keluarga Ariyanti, Susilo dan Widjaya belum lapor ke posko Lion