Kemenperin ajak masyarakat promosikan produk dalam negeri
30 Oktober 2018 21:47 WIB
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian tgencar mengajak seluruh masyarakat untuk semakin mencintai, menggunakan dan mempromosikan produk industri dalam negeri yang mendorong pertumbuhan industri nasional karena adanya peningkatan pada produktivitas dan permintaan.
“Pemerintah telah menekankan terhadap penggunaan produk-produk dalam negeri, khususnya mengisi untuk pengadaan barang yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara melalui keterangannya di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Kemenperin mendukung penuh kegiatan diskusi nasional bertajuk “Made in Indonesia: Cintai Produk Lokal Indonesia” yang diinisiasi oleh para mahasiswa program Vokasi Komunikasi (Vokom) UI.
Tujuannya guna meningkatkan kesadaran dan kecintaan dari para pemuda-pemudi Indonesia terhadap penggunaan dan promosi produk dalam negeri.
“Jadi, memang penting acara ini dalam rangka menyosialisasikan dan mencintai produk yang dihasilkan oleh bangsa sendiri,” tutur Ngakan.
Kegiatan diskusi nasional ini dihadiri lebih dari 300 peserta, yang datang dari berbagai kalangan baik itu lingkungan mahasiswa maupun karyawan.
Ngakan menegaskan, sejumlah industri manufaktur nasional telah mampu menunjukkan kemampuan kompetitifnya di pasar global.
Capaian ini membuat Indonesia menjadi basis produksi dan eksportir yang diperhitungkan sehingga dapat dikategorikan sebagai negara industri.
Misalnya, Indonesia memiliki perusahaan mainan yang telah menguasai pasar global, yakni PT Mattel Indonesia.
Untuk boneka merek Barbie, enam dari 10 yang beredar di dunia itu dihasilkan dari perusahaan tersebut. Selain itu, mobil mainan Hot Wheels, dua dari 10 produk yang ada di dunia merupakan buatan anak bangsa.
Di sektor lainnya, seperti industri otomotif juga memiliki keunggulan.
“Daihatsu Indonesia adalah pabrik otomotif terbesar milik Daihatsu di Jepang. Produksinya yang di Karawang sebanyak 500 ribu unit per tahun, jauh lebih banyak dibanding produksi dari Jepang yang maksimal 200 ribu unit per tahun,” paparnya.
Bahkan, Daihatsu Indonesia telah mengekspor produksinya ke lebih dari 60 negara.
Di industri telepon seluler (ponsel), Indonesia telah menjadi lokasi produksi bagi 42 merek ponsel yang ada di seluruh dunia, dengan total produksi mencapai 68 juta unit per tahun.
Dengan peningkatan kapasitas tersebut, impor ponsel yang awalnya sebesar 62 juta unit pada tahun 2013, turun drastis menjadi 11 juta unit di tahun 2017.
“Jadi, selain mengajak masyarakat untuk semakin mencintai produk dalam negeri, kami juga aktif mendorong tumbuhnya wirausaha industri baru,” ujar Ngakan.
Selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, telah tejadi penambahan populasi industri besar dan sedang.
Dari tahun 2014 sebanyak 25.094 unit usaha, naik menjadi 30.992 unit usaha di tahun 2017, sehingga tumbuh 5.898 unit usaha.
“Sedangkan, di sektor industri kecil juga mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha pada tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun belakangan ini,” ungkapnya.
Baca juga: Kemenperin catat produk industri manufaktur dominasi ekspor nasional
“Pemerintah telah menekankan terhadap penggunaan produk-produk dalam negeri, khususnya mengisi untuk pengadaan barang yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara melalui keterangannya di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Kemenperin mendukung penuh kegiatan diskusi nasional bertajuk “Made in Indonesia: Cintai Produk Lokal Indonesia” yang diinisiasi oleh para mahasiswa program Vokasi Komunikasi (Vokom) UI.
Tujuannya guna meningkatkan kesadaran dan kecintaan dari para pemuda-pemudi Indonesia terhadap penggunaan dan promosi produk dalam negeri.
“Jadi, memang penting acara ini dalam rangka menyosialisasikan dan mencintai produk yang dihasilkan oleh bangsa sendiri,” tutur Ngakan.
Kegiatan diskusi nasional ini dihadiri lebih dari 300 peserta, yang datang dari berbagai kalangan baik itu lingkungan mahasiswa maupun karyawan.
Ngakan menegaskan, sejumlah industri manufaktur nasional telah mampu menunjukkan kemampuan kompetitifnya di pasar global.
Capaian ini membuat Indonesia menjadi basis produksi dan eksportir yang diperhitungkan sehingga dapat dikategorikan sebagai negara industri.
Misalnya, Indonesia memiliki perusahaan mainan yang telah menguasai pasar global, yakni PT Mattel Indonesia.
Untuk boneka merek Barbie, enam dari 10 yang beredar di dunia itu dihasilkan dari perusahaan tersebut. Selain itu, mobil mainan Hot Wheels, dua dari 10 produk yang ada di dunia merupakan buatan anak bangsa.
Di sektor lainnya, seperti industri otomotif juga memiliki keunggulan.
“Daihatsu Indonesia adalah pabrik otomotif terbesar milik Daihatsu di Jepang. Produksinya yang di Karawang sebanyak 500 ribu unit per tahun, jauh lebih banyak dibanding produksi dari Jepang yang maksimal 200 ribu unit per tahun,” paparnya.
Bahkan, Daihatsu Indonesia telah mengekspor produksinya ke lebih dari 60 negara.
Di industri telepon seluler (ponsel), Indonesia telah menjadi lokasi produksi bagi 42 merek ponsel yang ada di seluruh dunia, dengan total produksi mencapai 68 juta unit per tahun.
Dengan peningkatan kapasitas tersebut, impor ponsel yang awalnya sebesar 62 juta unit pada tahun 2013, turun drastis menjadi 11 juta unit di tahun 2017.
“Jadi, selain mengajak masyarakat untuk semakin mencintai produk dalam negeri, kami juga aktif mendorong tumbuhnya wirausaha industri baru,” ujar Ngakan.
Selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, telah tejadi penambahan populasi industri besar dan sedang.
Dari tahun 2014 sebanyak 25.094 unit usaha, naik menjadi 30.992 unit usaha di tahun 2017, sehingga tumbuh 5.898 unit usaha.
“Sedangkan, di sektor industri kecil juga mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha pada tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun belakangan ini,” ungkapnya.
Baca juga: Kemenperin catat produk industri manufaktur dominasi ekspor nasional
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: