Keluarga JT 610 cari barang korban di posko
30 Oktober 2018 16:37 WIB
SERPIHAN PESAWAT LION AIR JT 601 Petugas Tim SAR TNI AL memperlihatkan serpihan pesawat pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang yang sebelumnya mengalami "lost contact", ditemukan jatuh di perairan Laut Utara Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Arif Ariadi/hp. (ANTARA FOTO/Arif Ariadi)
Jakarta (ANTARA News) - Eni Siti Nuraini beserta anak dan kerabatnya mendatangi posko evakuasi JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Selasa untuk mencari barang suaminya yang menjadi korban pesawat nahas Lion Air JT 610.
Eni mengaku datang ke posko tersebut, karena diarahkan oleh Rumah Sakit Polri.
"Saya menunggu kepastian tentang suami saya tetapi tidak ada kepastian. Lalu pihak rumah sakit mengarahkan saya untuk ke sini. Untuk melihat barang suami saya," kata Eni sambil menahan tangis.
Mereka yang asli warga Tasikmalaya segera berangkat ke Jakarta setelah mendengar peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10).
Anaknya pun telah melakukan uji DNA untuk dicocokkan pada jenazah yang ada.
Eni mengatakan terakhir kali berbicara pada suaminya Ahmad Endang Rochmana pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB saat korban telah sampai di bandara.
Eni masih ingat dikenakan oleh suaminya yaitu tas ransel merah, jaket kulit berwarna coklat, topi biru dan baju polo.
Dia mengatkan hanya ingin membawa pulang barang-barang serta jenazah suaminya untuk dimakamkan di Tasikmalaya,
Suaminya memang sering berangkat Jakarta-Pangkal Pinang dua minggu sekali, karena dia bekerja di Kantor Wilayah Dirjen Pembendaharaan di Pangkal Pinang.
"Dua minggu sekali memang suami saya pulang, dia memang sering naik Lion Air karena maskapai tersebut ada penerbangan paling pagi," kata dia.
Sementara itu anaknya Muhammad Rizky berharap jenazah ayanya segera ditemukan agar dapat dikebumikan.
Baca juga: Pusat krisis imbau keluarga bawa KK dan foto korban JT 610
Baca juga: 101 anggota keluarga korban Lion JT 610 melapor ke Halim
Eni mengaku datang ke posko tersebut, karena diarahkan oleh Rumah Sakit Polri.
"Saya menunggu kepastian tentang suami saya tetapi tidak ada kepastian. Lalu pihak rumah sakit mengarahkan saya untuk ke sini. Untuk melihat barang suami saya," kata Eni sambil menahan tangis.
Mereka yang asli warga Tasikmalaya segera berangkat ke Jakarta setelah mendengar peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10).
Anaknya pun telah melakukan uji DNA untuk dicocokkan pada jenazah yang ada.
Eni mengatakan terakhir kali berbicara pada suaminya Ahmad Endang Rochmana pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB saat korban telah sampai di bandara.
Eni masih ingat dikenakan oleh suaminya yaitu tas ransel merah, jaket kulit berwarna coklat, topi biru dan baju polo.
Dia mengatkan hanya ingin membawa pulang barang-barang serta jenazah suaminya untuk dimakamkan di Tasikmalaya,
Suaminya memang sering berangkat Jakarta-Pangkal Pinang dua minggu sekali, karena dia bekerja di Kantor Wilayah Dirjen Pembendaharaan di Pangkal Pinang.
"Dua minggu sekali memang suami saya pulang, dia memang sering naik Lion Air karena maskapai tersebut ada penerbangan paling pagi," kata dia.
Sementara itu anaknya Muhammad Rizky berharap jenazah ayanya segera ditemukan agar dapat dikebumikan.
Baca juga: Pusat krisis imbau keluarga bawa KK dan foto korban JT 610
Baca juga: 101 anggota keluarga korban Lion JT 610 melapor ke Halim
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018
Tags: