Jakarta (ANTARA News) - Apple sedang menyelidiki rantai pasokan mereka setelah pemberitaan menyebutkan pabrik mempekerjakan pelajar magang untuk merakit jam tangan pintar Apple Watch.
The Verge melansir laporan dari Financial Times, grup pembela HAM Sacom mengklaim Quanta Computer, salah satu pemasok Apple asal Taiwan, secara ilegal mempekerjakan pelajar, meminta mereka kerja melewati batas waktu dan masuk malam serta hanya diberikan sehari libur dalam satu minggu.
“Kami sedang menyelidiki laporan bahwa siswa magang yang masuk September bekerja lembur dan masuk malam. Kami tidak memberi toleransi jika ada yang gagal memenuhi standard kami. Kami akan segera bertindak dan memberi remediasi yang layak jika menemukan pelanggaran kode etik pemasok,” kata Apple.
Menurut Sacom, Quanta membuat Apple Watch seri 1, 2 dan 4 serta manufaktur utama untuk Apple Watch 3.
Grup tersebut mewawacara 28 siswa SMA di pabrik Quanta di Chonqing, China, musim panas kemarin. Sebagian besar pelajar berusia 16-18 tahun dan bekerja di lini produksi.
Para siswa mengaku diberi tahu guru bahwa mereka tidak bisa lulus tepat waktu tanpa bekerja di sana. Salah seorang siswa dari jurusan perbaikan otomatis (auto repair) mengaku menolak pekerjaan ini kepada sang guru.
“Saya bilang ke guru saya tidak mau kerja. Dia (guru) panggil ayah saya dan mereka bicara lebih dari satu jam. Lalu, ayah menekan saya. Saya tidak punya pilihan,” kata dia.
Menurut Sacom, banyak siswa yang berasal dari jurusan selain elektronika dan mereka berpendapat program magang ini tidak ada gunanya, apalagi siswa harus merakit perangkat selama 12 jam sehari.
Mereka kadang bekerja dari jam 8 malam hingga jam 8 pagi.
Apple selidiki dugaan pekerja anak rakit Apple Watch
30 Oktober 2018 10:49 WIB
Calon pembeli melihat Apple Watch 4 saat penjualan perdana di Apple Store Singapura, Jumat (21/9/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su/pras.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: