Petugas pos masuk daftar korban Lion Air
30 Oktober 2018 00:28 WIB
Petugas SAR Gabungan menyisir pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610, di titik lokasi jatuhnya pesawat di perairan laut Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang dinyatakan " Lost Contack " saat melintas di perairan utara setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/hp.
Karawang (ANTARA News) - M Luthfi Nurramdhani (24), seorang petugas Pos Indonesia Cabang Pangkal Pinang masuk dalam daftar korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Senin pagi, usai bertemu orang tuanya di Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Anak saya ini memang biasa pulang dari rumahnya di Pangkal Pinang, Bangka Belitung setiap dua pekan sekali," kata ayah korban, Lattif Nurbana, di Karawang, Senin.
Hal itu disampaikan Lattif saat mendatangi Posko?Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Jawa Barat, untuk berkonsultasi perihal proses evakuasi sebanyak 188 penumpang pesawat naas itu.
Lattif mengatakan bahwa putranya itu bekerja PT Pos Indonesia Cabang Pangkal Pinang sejak menikah setahun lalu.
"Luthfi masih memiliki isteri yang sedang mengandung janin enam bulan di Pangkal Pinang," katanya.
Menurut dia, upaya keluarga sejauh ini telah maksimal untuk mencari seluruh keterangan dari instansi terkait perihal insiden kecelakaan pesawat tujuan Jakarta-Pangkal Pinang itu.
Sejak kabar hilangnya kontak pesawat pukul 06.30 WIB, pihak keluarga langsung bergegas mencari informasi ke Karawang dan RS Polri Kramatjati.
Namun hingga saat ini, kabar terkait putranya itu belum menemukan titik terang.
Dikatakan Lattif, seluruh keluarga hanya bisa berserah diri kepada Tuhan perihal nasib dari putranya tersebut.
Sementara itu, sebagian pihak keluarga Luthfi nampak mulai mempersiapkan tenda di rumah duka?Jalan Kusuma Timur Raya Blok C19, Wismajaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
"Malam ini sebagian keluarga besar mulai berdatangan ke rumah untuk mendoakan Luthfi," kata Lattif.
"Anak saya ini memang biasa pulang dari rumahnya di Pangkal Pinang, Bangka Belitung setiap dua pekan sekali," kata ayah korban, Lattif Nurbana, di Karawang, Senin.
Hal itu disampaikan Lattif saat mendatangi Posko?Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Jawa Barat, untuk berkonsultasi perihal proses evakuasi sebanyak 188 penumpang pesawat naas itu.
Lattif mengatakan bahwa putranya itu bekerja PT Pos Indonesia Cabang Pangkal Pinang sejak menikah setahun lalu.
"Luthfi masih memiliki isteri yang sedang mengandung janin enam bulan di Pangkal Pinang," katanya.
Menurut dia, upaya keluarga sejauh ini telah maksimal untuk mencari seluruh keterangan dari instansi terkait perihal insiden kecelakaan pesawat tujuan Jakarta-Pangkal Pinang itu.
Sejak kabar hilangnya kontak pesawat pukul 06.30 WIB, pihak keluarga langsung bergegas mencari informasi ke Karawang dan RS Polri Kramatjati.
Namun hingga saat ini, kabar terkait putranya itu belum menemukan titik terang.
Dikatakan Lattif, seluruh keluarga hanya bisa berserah diri kepada Tuhan perihal nasib dari putranya tersebut.
Sementara itu, sebagian pihak keluarga Luthfi nampak mulai mempersiapkan tenda di rumah duka?Jalan Kusuma Timur Raya Blok C19, Wismajaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
"Malam ini sebagian keluarga besar mulai berdatangan ke rumah untuk mendoakan Luthfi," kata Lattif.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: