Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian prefektur Gifu, Jepang menahan tujuh orang terkait penjualan "aplikasi cheating" (aplikasi untuk mencurangi game) atau menggunakan layanan proksi secara ilegal untuk game smartphone "Dragon Ball Z Dokkan Battle".

Diduga applikasi tersebut dimanfaatkan untuk mendapatkan secara gratis fitur-fitur dalam permainan atau in-game yang seharusnya berbayar. Dari tujuh orang yang ditahan itu, seorang di antaranya merupakan siswa SMA, seperti dilansir animenewsnetwork pada Senin.

Dari tujuh yang ditahan, polisi menduga seorang di antaranya bertindak sebagai penjual, seorang lagi sebagai pembeli aplikasi, beberapa lainnya sebagai penjual informasi terkait situs di mana aplikasi itu bisa diunduh, dan dua orang sebagai pembeli informasi itu.

Kepolisian juga menahan terduga lainnya di lokasi terpisah atas tuduhan menyediakan layanan proksi untuk games itu dan menerima pembayaran untuk fitur in-game, sedangkan satu orang lagi diduga sebagai pengguna layanan itu.

"Dragon Ball Z Dokkan Battle" berhenti menawarkan item-item in-game Dragon Stones dan Sumoning Ticket di Brazil pada September untuk mematuhi aturan Belgian Gaming Commission's bahwa "loot boxes" dalam game ini merupakan bentuk perjudian, dan melanggar aturan perjudian negara tersebut.

"Dragon Ball Z Dokkan Battle" dirilis pertama kali untuk platform iOS dan Android di Jepang pada 2015. Sedangkan versi berbahasa Inggris-nya telah dirilis oleh Bandai Namco Entertainment pada tahun yang sama.

Baca juga: Pencipta "Dragon Ball" akan merilis komik baru