Bontang, (ANTARA News) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan lima skema pendanaan perdana di industri untuk merampungkan proyek jalan tol.

"Penyelesaian secara masif proyek jalan tol Jasa Marga telah dipersiapkan dengan matang oleh perseroan. Berbagai skema inovasi pendanaan diluncurkan untuk memperkuat struktur permodalan dan menjaga kinerja keuangan perseroan," kata Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani di sela Rapat Koordinasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Bontang, Kalimantan Timur, Senin.

Jasa Marga menargetkan untuk menambah panjang jalan tol beroperasi menjadi 984 kilometer tercapai pada akhir tahun 2018.

Desi menambahkan bahwa proyek jalan tol yang tergabung dalam Jaringan Jalan Tol Trans Jawa selesai konstruksi pada November 2018 dan siap dioperasikan akhir 2018.

"Bulan Desember 2018, ditargetkan Jalan Tol Batang-Semarang 75 kilometer, Semarang-Solo seksi Salatiga-Kartasura 32 kilometer, Porong-Gempol 6 Km dan Gempol-Pasuruan 14 kilometer," ujar Desi.

Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto menjelaskan lima skema pendanaan perdana di industri jalan tol.

Diawali 2017, ada tiga skema pendanaan yang telah diluncurkan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, "Project Bond" JORR W2 U (Kebon Jeruk-Ulujami) dan "Global IDR Bond" (Komodo Bond).

Ketiga skema tersebut mendapat apresiasi dari publik.

"Terbukti, sekuritisasi pendapatan Tol Jagorawi `oversubscribed` lebih dari dua kali sedangkan "Komodo Bond" lebih dari tiga kali," katanya.

Adri mengungkapkan bahwa kunci dari keberhasilan dalam penerbitan alternatif pendananaan di antaranya yaitu komitmen yang kuat dari Jasa Marga sebagai Induk (Holding) untuk memberikan dukungan atas setiap instrumen yang diterbitkan di level proyek.

Selain itu dalam mengembangkan konsep pendanaan juga harus bisa membuat struktur produk yang optimal bagi perusahaan dengan tetap mengakomodir ekspektasi pasar dan investor.

Jasa Marga juga tidak segan untuk melakukan "Non-Deal Roadshow" sebelum penerbitan instrumen pendanaan untuk memperoleh timbal balik dari investor potensial, para analis, bankir, agen penjualan dan "underwriter" sebelum menerbitkan produk.

Berbagai skema inovasi pendanaan perdana yang dikeluarkan oleh Jasa Marga tidak lepas dari kepercayaan Pemerintah melihat rekam jejak Jasa Marga dalam pembangunan jalan tol di Indonesia.

Jasa Marga masih terus mengupayakan berbagai skema inovasi pendanaan.

Hingga Oktober 2018, Jasa Marga telah meluncurkan dua skema inovasi pendanaan perdana yaitu Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

"Pendanaan yang dikembangkan oleh Jasa Marga juga memperhatikan karakteristik keuangan masing-masing jalan tol yang diprospek dalam instrumen pendanaan tersebut," kata Adri.
Baca juga: Jasa Marga catatkan pertumbuhan EBITDA 7,2 persen
Baca juga: Jasa Marga unggulkan jaringan Jabotabek dalam Indonesia Pavilion