Gajah masuk permukiman warga Nagan Raya, Aceh
29 Oktober 2018 16:10 WIB
Gajah Liar Masuk Pemukiman Seekor gajah liar memasuki kawasan perkebunan kelapa sawit di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Rantoe Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Kamis (19/11). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Nagan Raya, Aceh (ANTARA News) - Seekor gajah sumatera masuk ke permukiman warga dan merusak tanaman muda milik masyarakat di Desa Blang Teungku, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
Camat Seunagan Timur, Saiful Bahri, yang dihubungi dari Meulaboh, Senin, mengatakan, masyarakat setempat merasa terusik dengan gangguan satwa dilindungi undang-undang itu, sehingga membuat suasana perkampungan mencekam.
"Yang satu ekor ini badannya besar sudah masuk ke komplek perumahan, gajah ini masuk saat malam dan merusak semua tanaman muda di samping rumah warga. Kejadiannya pada Sabtu (27/10) malam," katanya.
Kejadian tersebut telah dilaporkan kepada Bupati Nagan Raya Jamin Idham, sementara pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang diharapkan segera menangani, belum juga datang ke lokasi itu.
Saiful Bahri menuturkan, di wilayahnya sudah tidak asing dengan adanya gangguan gajah. Bahkan pada September 2018, ada rumah warga yang dihancurkan kawanan gajah di desa lain karena rumah tersebut ditinggal pemiliknya.
Adapun kawasan yang rentan terjadi konflik satwa dengan manusia yakni Desa Blang Lagoe, Drien Meulusong dan Blang Tengku. Jarak titik lokasi gangguan satwa tersebut hanya terpaut 1 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Seunagan Timur.
"Jarak dari kecamatan hanya 1 km, hanya terpisah oleh sungai. Di perkebunan masyarakat yang paling banyak kebun karet. Warga memang jarang menanam sawit karena sangat sering di rusak gajah," ujarnya.
Serangan satwa berbelalai panjang pada Sabtu malam itu, membuat warga ketakutan. Beberapa waktu sebelumnya kawanan gajah dengan jumlah mencapai belasan ekor juga turun merusak rumah penduduk yang kebetulan tidak ada penghuninya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, beberapa jenis tanaman yang disukai oleh gajah adalah pisang, pinang, sawit dan palawija seperti tanaman padi. Kawanan gajah kerap merusak rumah warga hanya untuk mengambil padi yang sudah dipanen.
Saiful Bahri menuturkan, solusi untuk penanganan gangguan gajah agar tidak berlanjut adalah melakukan pengusiran atau menghalaunya agar kembali ke hutan habitatnya, semua itu merupakan wewenang pihak terkait.
"Beberapa kali peristiwa sudah dibantu oleh Dinas Sosial menyalurkan bantuan bagi keluarga korban yang rumah dan tanamannya dirusak, tetapi untuk pengusiran sampai sejauh ini saya belum pernah mendapat laporan pernah dilakukan," pungkasnya.
Baca juga: Gajah tersesat di Subulussalam akan dipindahkan dengan helikopter
Baca juga: Anak gajah mati di Aceh
Camat Seunagan Timur, Saiful Bahri, yang dihubungi dari Meulaboh, Senin, mengatakan, masyarakat setempat merasa terusik dengan gangguan satwa dilindungi undang-undang itu, sehingga membuat suasana perkampungan mencekam.
"Yang satu ekor ini badannya besar sudah masuk ke komplek perumahan, gajah ini masuk saat malam dan merusak semua tanaman muda di samping rumah warga. Kejadiannya pada Sabtu (27/10) malam," katanya.
Kejadian tersebut telah dilaporkan kepada Bupati Nagan Raya Jamin Idham, sementara pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang diharapkan segera menangani, belum juga datang ke lokasi itu.
Saiful Bahri menuturkan, di wilayahnya sudah tidak asing dengan adanya gangguan gajah. Bahkan pada September 2018, ada rumah warga yang dihancurkan kawanan gajah di desa lain karena rumah tersebut ditinggal pemiliknya.
Adapun kawasan yang rentan terjadi konflik satwa dengan manusia yakni Desa Blang Lagoe, Drien Meulusong dan Blang Tengku. Jarak titik lokasi gangguan satwa tersebut hanya terpaut 1 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Seunagan Timur.
"Jarak dari kecamatan hanya 1 km, hanya terpisah oleh sungai. Di perkebunan masyarakat yang paling banyak kebun karet. Warga memang jarang menanam sawit karena sangat sering di rusak gajah," ujarnya.
Serangan satwa berbelalai panjang pada Sabtu malam itu, membuat warga ketakutan. Beberapa waktu sebelumnya kawanan gajah dengan jumlah mencapai belasan ekor juga turun merusak rumah penduduk yang kebetulan tidak ada penghuninya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, beberapa jenis tanaman yang disukai oleh gajah adalah pisang, pinang, sawit dan palawija seperti tanaman padi. Kawanan gajah kerap merusak rumah warga hanya untuk mengambil padi yang sudah dipanen.
Saiful Bahri menuturkan, solusi untuk penanganan gangguan gajah agar tidak berlanjut adalah melakukan pengusiran atau menghalaunya agar kembali ke hutan habitatnya, semua itu merupakan wewenang pihak terkait.
"Beberapa kali peristiwa sudah dibantu oleh Dinas Sosial menyalurkan bantuan bagi keluarga korban yang rumah dan tanamannya dirusak, tetapi untuk pengusiran sampai sejauh ini saya belum pernah mendapat laporan pernah dilakukan," pungkasnya.
Baca juga: Gajah tersesat di Subulussalam akan dipindahkan dengan helikopter
Baca juga: Anak gajah mati di Aceh
Pewarta: Anwar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: