KNKT sebut Lion Air JT610 termasuk baru
29 Oktober 2018 11:34 WIB
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono saat jumpa pers terkait pesawat Lion Air JT610 yang dilaporkan hilang kontak di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Senin (29/10/2018). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pesawat Lion Air JT610 yang dilaporkan hilang kontak termasuk pesawat baru.
"Lion Air JT 610 menggunakan Boeing 737 Max yang terbaru," kata Soerjanto Tjahjono saat jumpa pers di Kantor Pusat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Jakarta, Senin.
Soerjanto mengatakan pesawat tersebut masuk ke dalam armada Lion Air pada Agustus 2018 dan baru memiiliki 800 jam terbang.
Mengenai penyebab pesawat tersebut hilang kontak dan diduga jatuh, Soerjanto mengatakan belum bisa diperkirakan karena harus diteliti terlebih dahulu.
"Saat kecelakaan Adam Air dan Silk Air beberapa waktu lalu, ada faktor manusia yang menjadi salah satu penyebab. Untuk Lion Air ini, kami belum bisa memperkirakan," tuturnya.
Menurut Soerjanto, penyebab pasti kecelakaan bisa diketahui dari data yang tercatat pada kotak hitam pesawat tersebut. Selain itu, data-data dari pengendali lalu lintas udara juga akan dipelajari.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada 06.50 WIB.
Kepala Basarnas M Syaugie mengatakan pihaknya telah menemukan puing dan beberapa barang yang diduga berasal dari pesawat Lion Air JT 610 yang dilaporkan hilang kontak. "Tim Basarnas telah menemukan puing, pelampung, ponsel dan potongan tubuh," katanya. ***4***
Baca juga: Basarnas temukan puing pesawat Lion Air JT610
Baca juga: Kemenhub: Pesawat Lion Air sempat minta "return to base" sebelum hilang kontak
"Lion Air JT 610 menggunakan Boeing 737 Max yang terbaru," kata Soerjanto Tjahjono saat jumpa pers di Kantor Pusat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Jakarta, Senin.
Soerjanto mengatakan pesawat tersebut masuk ke dalam armada Lion Air pada Agustus 2018 dan baru memiiliki 800 jam terbang.
Mengenai penyebab pesawat tersebut hilang kontak dan diduga jatuh, Soerjanto mengatakan belum bisa diperkirakan karena harus diteliti terlebih dahulu.
"Saat kecelakaan Adam Air dan Silk Air beberapa waktu lalu, ada faktor manusia yang menjadi salah satu penyebab. Untuk Lion Air ini, kami belum bisa memperkirakan," tuturnya.
Menurut Soerjanto, penyebab pasti kecelakaan bisa diketahui dari data yang tercatat pada kotak hitam pesawat tersebut. Selain itu, data-data dari pengendali lalu lintas udara juga akan dipelajari.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada 06.50 WIB.
Kepala Basarnas M Syaugie mengatakan pihaknya telah menemukan puing dan beberapa barang yang diduga berasal dari pesawat Lion Air JT 610 yang dilaporkan hilang kontak. "Tim Basarnas telah menemukan puing, pelampung, ponsel dan potongan tubuh," katanya. ***4***
Baca juga: Basarnas temukan puing pesawat Lion Air JT610
Baca juga: Kemenhub: Pesawat Lion Air sempat minta "return to base" sebelum hilang kontak
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: