Palu (ANTARA News) - Kegiatan sekolah terdampak gempa dan tsunami di Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, mulai berjalan normal.

"Sebagian besar aktivitas sekolah sudah berjalan, namun masih menggunakan tenda-tenda darurat," ucap salah seorang tokoh pemuda Desa Lero Kecamatan Sindue, Mohammad Hamdin, Sabtu.

Dia mengatakan, proses belajar mengajar berlangsung di tenda-tenda darurat yang disediakan oleh pemerintah dan relawan untuk pembinaan siswa.

Pembinaan, urai dia, lebih mengarah pada upaya pemulihan mental siswa-siswi yakni menghilangkan trauma para siswa terdampak pascagempa dan tsunami.

"Kegiatan sekolah masih sebatas pada pembinaan mental, yaitu berupa membangkitkan siswa dari trauma pascagempa dan tsunami," ujar Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi DPW Nasdem Sulteng itu.

Dia mengemukakan banyak siswa-siswi terdampak gempa dan tsunami yang hingga saat ini masih tinggal di tenda-tenda terpal di lokasi pengungsian.

Sebagian korban gempa dan tsunami di Kecamatan Sindue mengungsi di Lapangan Sanggola Dusun 01 Pompaya Desa Lero. Tercatat sekitar 1.200 jiwa mengungsi di lapangan tersebut.

Berdasarkan data sementara terdapat 10 rumah di Desa Lero dan Desa Lero Tatari 93 unit rumah hilang atau rusak total di terjang tsunami pada Jumat petang itu.

"Atas kondisi ini, maka bisa di pastikan banyak warga termasuk siswa-siswi mengalami trauma yang sangat berat. Sehingga perlu pembinaan mental," sebut Hamdin.

Siswa-siswi, sebut dia, di dua desa tersebut tidak lagi memiliki perlengkapan sekolah dan sebagainya. Bahkan sebagian siswa-siswi tidak lagi memiliki tempat tinggal.

"Kalau-pun ada rumah mereka, maka itu pasti tidak layak huni. Mereka yang tidak lagi memiliki tempat tinggal, umumnya karena bermukim di pesisir pantai Desa Lero dan Desa Lero Tatari," ujar Hamdin.

Baca juga: Pengungsi Sindue harapkan tempat tinggal sementara
Baca juga: Korban gempa-tsunami Sindue berharap miliki MCK