BNPB sudah catat 1.999 bencana dalam tahun 2018
27 Oktober 2018 14:45 WIB
Arsip Foto. Warga melihat mobil yang hancur akibat bencana gempa dan pencairan tanah di Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (26/10/2018). Masa tanggap darurat bencana tahap kedua di Palu, Sigi dan Donggala berakhir pada 26 Oktober 2018 dan dilanjutkan dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana setelah melalui masa transisi. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.999 kejadian bencana sejak awal tahun hingga 22 Oktober 2018.
"Puting beliung, banjir dan kebakaran hutan dan lahan masih tetap mendominasi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Meskipun ada tahun dengan jumlah bencana yang lebih banyak, menurut BNPB jumlah korban yang meninggal dunia dan hilang akibat bencana-bencana yang terjadi pada 2018 merupakan yang terbanyak dalam 10 tahun terakhir.
Dalam 1.999 bencana yang terjadi sejak awal tahun hingga 22 Oktober, jumlah korban yang meninggal dunia dan hilang mencapai 4.157 orang dan selain itu ada 15.001 orang yang terluka.
"Jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah hingga akhir 2018," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan bencana yang terjadi dalam tahun ini juga telah memaksa 3,18 juta orang mengungsi serta menyebabkan 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, dan 20.608 rumah rusak ringan, serta mengakibatkan kerusakan 1.789 fasilitas pendidikan, 129 fasilitas kesehatan dan 1.348 fasilitas ibadah.
Dampak ekonomi kejadian-kejadian bencana tahun ini menurut Sutopo sangat besar.
Gempa di Lombok dan Sumbawa saja menimbulkan kerusakan dan kerugian senilai Rp17,13 triliun dan gempa serta tsunami di Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian dan kerusakan dengan nilai lebih dari Rp15,29 triliun.
"Angka tersebut diperkirakan juga masih akan bertambah," katanya.
Baca juga:
BNPB perkirakan kerusakan-kerugian akibat bencana Sulteng capai Rp15,29 triliun
BNPB: kerugian akibat gempa Lombok capai Rp5 triliun lebih
"Puting beliung, banjir dan kebakaran hutan dan lahan masih tetap mendominasi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Meskipun ada tahun dengan jumlah bencana yang lebih banyak, menurut BNPB jumlah korban yang meninggal dunia dan hilang akibat bencana-bencana yang terjadi pada 2018 merupakan yang terbanyak dalam 10 tahun terakhir.
Dalam 1.999 bencana yang terjadi sejak awal tahun hingga 22 Oktober, jumlah korban yang meninggal dunia dan hilang mencapai 4.157 orang dan selain itu ada 15.001 orang yang terluka.
"Jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah hingga akhir 2018," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan bencana yang terjadi dalam tahun ini juga telah memaksa 3,18 juta orang mengungsi serta menyebabkan 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, dan 20.608 rumah rusak ringan, serta mengakibatkan kerusakan 1.789 fasilitas pendidikan, 129 fasilitas kesehatan dan 1.348 fasilitas ibadah.
Dampak ekonomi kejadian-kejadian bencana tahun ini menurut Sutopo sangat besar.
Gempa di Lombok dan Sumbawa saja menimbulkan kerusakan dan kerugian senilai Rp17,13 triliun dan gempa serta tsunami di Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian dan kerusakan dengan nilai lebih dari Rp15,29 triliun.
"Angka tersebut diperkirakan juga masih akan bertambah," katanya.
Baca juga:
BNPB perkirakan kerusakan-kerugian akibat bencana Sulteng capai Rp15,29 triliun
BNPB: kerugian akibat gempa Lombok capai Rp5 triliun lebih
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: