Bontang (ANTARA News) - PT Pupuk Indonesia memproyeksikan nilai ekspor hingga akhir 2018 menembus angka Rp9,9 triliun atau 655 juta dolar AS.

“Penjualan secara ekspor sampai akhir tahun 655 juta dolar AS,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat dalam konferensi pers di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu.

Ia mengatakan nilai proyeksi ekspor tersebut sampai akhir 2018 dengan asumsi volume ekspor 1,588 juta ton pupuk dan 630.000 ton amoniak.

Aas mengungkapkan sampai dengan September 2018 ekspor pupuk telah mencapai 770.000 ton dan amoniak 439.000 ton dengan nilai penjualan 332 juta dolar AS atau meningkat 60 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2017.

Ia menegaskan kendati terjadi peningkatan ekspor, prioritas utama perusahaan tetap untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi sektor tanaman pangan dalam rangka penugasan PSO (public service obligation).

"Izin ekspor hanya bisa keluar jika kebutuhan dan stok dalam negeri sudah aman," ujar Aas.

Tidak hanya ekspor, penjualan ke sektor non-subsidi, khususnya perkebunan, juga mengalami kenaikan menjadi 1,552 juta ton, atau naik sekitar 200.000 ton dibandingkan periode yang sama pada 2017.

Dalam kesempatan sama, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Tossin Sutawikara mengatakan salah satu upaya terwujudnya proyeksi ekspor tersebut adalah dengan melihat situasi pasar, terutama untuk mitra dagang perusahaan

“Melihat situasi pasar luar negeri saat ini memang fragile ya, sulit diprediksi misalnya ada produk Iran yang diembargo Amerika yang menyebabkan keseimbangan berubah, untuk itu kita pikirkan kapan harus jualan dengan harga berapa," katanya.

Tossin menilai saat ini pihaknya sudah mematok harga yang sesuai dan bersaing dengan kebutuhan pasar yaitu 320-350 dolar AS per ton.

“Ini sudah memberikan keuntungan di atas harga pokok penjualan,” katanya.

Baca juga: Pupuk Indonesia jamin stok aman jelang musim tanam

Baca juga: Pupuk Kaltim targetkan pabrik metanol beroperasi 2023