Puluhan madrasah Alkhairaat di Sulteng rusak berat
27 Oktober 2018 00:39 WIB
Ilustrasi - Siswa berjalan di depan bangunan yang rusak di SMA PGRI, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10/2018). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.)
Palu (ANTARA News) - Puluhan sekolah Alkhairaat yang terdampak gempa, likuifaksi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala pada Jumat 28 September 2018 petang rusak berat.
"Sebagian sekolah rusak total, dan sebagian rusak berat," kata Sekretaris Majelis Pendidikan Pengurus Besar Alkhairaat Reza Anshar, di Palu, Jumat.
Sebagian besar madrasah mulai dari tingkat dasar hingga menengah dibawah naungan Alkhairaat di tiga daerah terdampak bencana rusak total dan berat.
Dia mencontohkan madrasah di Kabupaten Sigi. Terdapat kurang lebih lima puluh madrasah hancur dan rusak berat.
Namun, kata dia, yang baru sempat didata atau yang memasukkan laporan ke Pengurus Besar Alkhairaat berjumlah 10 sekolah.
"Ke-10 sekolah yang telah memasukkan laporan kondisinya rusak berat terdiri dari ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah. Itu madrasah yang belajar pagi," ujar Reza.
Kerusakan nyaris serupa juga terjadi di Kabupaten Donggala meliputi Madrasah Alkhairaat di Desa Maleni, Madrasah Alkhairaat Desa Tompe dan Madrasah Alkhairaat Desa Tanjung Pada.
Hal serupa juga terjadi di Kota Palu. Dimana, Madrasah Ibtidaiyah Alkhairaat Balaroa rusak total karena terdampak likuifaksi.
Kemudian Madrasah Aliyah Kelurahan Tondo rusak berat, tidak layak untuk di gunakan dalam proses belajar mengajar.
Sementara hampir semua madrasah di lingkungan Alkhairaat pusat, bangunannya retak-retak karena diguncang gempa 7,4 Skala Richter pada Jumat petang itu.
"Akibat musibah Jumat petang itu, selain kerusakan bangunan gedung, juga perabotan sekolah. Kami juga menerima kabar bahwa empat siswa Alkhairaat yang tinggal di Balaroa meninggal dunia," kata Reza.*
Baca juga: Kapolri: Pendiri Alkhairaat mencintai Indonesia
Baca juga: Panglima TNI sampaikan salam presiden kepada abnaulkhairaat
"Sebagian sekolah rusak total, dan sebagian rusak berat," kata Sekretaris Majelis Pendidikan Pengurus Besar Alkhairaat Reza Anshar, di Palu, Jumat.
Sebagian besar madrasah mulai dari tingkat dasar hingga menengah dibawah naungan Alkhairaat di tiga daerah terdampak bencana rusak total dan berat.
Dia mencontohkan madrasah di Kabupaten Sigi. Terdapat kurang lebih lima puluh madrasah hancur dan rusak berat.
Namun, kata dia, yang baru sempat didata atau yang memasukkan laporan ke Pengurus Besar Alkhairaat berjumlah 10 sekolah.
"Ke-10 sekolah yang telah memasukkan laporan kondisinya rusak berat terdiri dari ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah. Itu madrasah yang belajar pagi," ujar Reza.
Kerusakan nyaris serupa juga terjadi di Kabupaten Donggala meliputi Madrasah Alkhairaat di Desa Maleni, Madrasah Alkhairaat Desa Tompe dan Madrasah Alkhairaat Desa Tanjung Pada.
Hal serupa juga terjadi di Kota Palu. Dimana, Madrasah Ibtidaiyah Alkhairaat Balaroa rusak total karena terdampak likuifaksi.
Kemudian Madrasah Aliyah Kelurahan Tondo rusak berat, tidak layak untuk di gunakan dalam proses belajar mengajar.
Sementara hampir semua madrasah di lingkungan Alkhairaat pusat, bangunannya retak-retak karena diguncang gempa 7,4 Skala Richter pada Jumat petang itu.
"Akibat musibah Jumat petang itu, selain kerusakan bangunan gedung, juga perabotan sekolah. Kami juga menerima kabar bahwa empat siswa Alkhairaat yang tinggal di Balaroa meninggal dunia," kata Reza.*
Baca juga: Kapolri: Pendiri Alkhairaat mencintai Indonesia
Baca juga: Panglima TNI sampaikan salam presiden kepada abnaulkhairaat
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: