Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerusakan dan kerugian akibat bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Selasa (23/10) mencapai RP15,29 triliun.

"Kerusakan dan kerugian terbesar terjadi di Palu, yaitu Rp7,6 triliun atau mencapai 50 persen dari total perkiraan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Graha BNPB, Jakarta, Jumat.

Sementara nilai kerusakan dan kerugian akibat bencana di Kabupaten Sigi menurut perkiraan BNPB mencapai Rp4,9 triliun (32,1 persen), di Kabupaten Donggala sekitar Rp2,1 triliun (13,8 persen) dan di Kabupaten Parigi Moutong sekitar Rp631 miliar (4,1 persen).

Menurut Sutopo nilai kerusakan di keempat wilayah terdampak bencana tersebut diperkirakan Rp13,27 triliun dan nilai kerugiannya diperkirakan Rp2,02 triliun.

"Kerusakan adalah nilai kerusakan stok fisik aset, sedangkan kerugian adalah kerugian arus ekonomi yang terganggu akibat bencana," ia menjelaskan.

Di sektor permukiman nilai kerusakan diperkirakan mencapai Rp8,1 triliun dan kerugian mencapai Rp8,1 triliun. Sementara di sektor infrastruktur, nilai kerusakan diperkirakan mencapai Rp743 miliar dan kerugian mencapai Rp39,3 miliar.

Selanjutnya, nilai kerusakan dan kerugian di sektor sosial masing-masing diperkirakan 3,1 triliun dan Rp116,9 miliar, dan di sektor ekonomi nilai kerusakan dan kerugiannya diperkirakan berturut-turut mencapai Rp933 miliar dan Rp734,9 miliar.

Sementara nilai kerusakan lintas sektor diperkirakan Rp323 miliar dan kerugiannya Rp64,1 miliar.

Baca juga:
Sulawesi Tengah diperkirakan butuh hunian sementara untuk 23.413 keluarga
Korban meninggal gempa Sulteng kembali ditemukan, total 2.256 orang