Jakarta (ANTARA News) - Industri teknologi berlomba-lomba menghadirkan produk yang dapat dioperasikan melalui genggaman tangan, kini bukan hanya ponsel, tapi juga alat rumah tangga.

Produk-produk seperti smart tv, smartspeaker mungkin tidak asing lagi di telinga konsumen karena pemain besar di dunia teknologi, misalnya Apple, Google dan Samsung sudah membuatnya. Tidak hanya memberikan kemudahan dan kenyamanan, produk seperti itu pun dapat terhubung ke internet of things (IoT) lainnya yang berada di rumah.

Benda-benda yang terhubung dengan internet tentu perlu diawasi karena kejahatan di dunia maya dapat menginfeksi perangkat apa pun, termasuk perangkat smart home.

Kepala Konsumen Asia Tenggara McAfee, Shaswat Khandelwal, saat paparan di acara Indonesia Digital Economy Summit 2018 di JIExpo, menunjukkan survei mereka tentang ancaman yang mengintai rumah yang memiliki perangkat smart home yang saling terhubung, 53,9 persen router melaporkan aktivitas yang mencurigakan.

Rata-rata aktivitas mencurigakan per bulan menurut McAfee, berjumlah 15,6 persen.

Khandelwal menilai salah satu kunci perlindungan untuk smart home terletak pada pengamanan di router, sumber penghubung perangkat. Secara otomatis, melindungi router juga akan berdampak pada semua perangkat yang terhubung.

Router yang dilengkapi perlindungan mampu mendeteksi, melindungi dan mengoreksi jika terjadi aktivitas yang janggal. Router ini terhubung dengan internet ini tersambung ke komputasi awan McAfee yang menampung jenis-jenis ancaman dan analisis.

Sementara itu, pengoperasian keamanan dapat dilakukan melalui aplikasi. Cloud akan tersambung ke aplikasi tersebut dan dapat digunakan untuk mengatur router dan perlindungan yang diperlukan.

Baca juga: Ragam teknologi Schneider untuk "smart home" masa kini

Baca juga: Xiaomi tambah produk smart home dengan Mi AI Speaker

Baca juga: LG ThinQ TV akan dilengkapi Google Assistant