Jakarta (ANTARA News) - Dewan Kesenian Jakarta melalui Komite Tari menyelenggarakan program IMAJITARI "International Dance Film Festival 2018". Acara ini diselenggarakan sebagai upaya sosialisasi genre dance film kepada para koreografer, sutradara, maupun masyarakat.

Rangkaian program ini telah berlangsung sejak bulan Agustus 2018 dengan dibukanya open call bagi para film maker dan koreografer Indonesia serta internasional. Hasilnya sebanyak 52 dance film dari dalam dan luar negeri berhasil terkumpul.

Pada penyelenggaraan pertama ini para film maker dibebaskan dalam mengangkat tema. Kolaborasi di antara penari dan kamera dibebaskan untuk saling berinteraksi dan menghasilkan imaji tari, serta sejauh mana kamera dapat menangkap detail tari yang tidak dapat dihadirkan di panggung.

Setelah melalui proses kuratorial yang panjang, para juri yang terdiri dari Eko Supriyanto (koreografer), Faozan Rizal (Sutradara dan Sinematografer), Chairun Nisa (Sutradara) dan Arnd Wesemann (kritikus tari) memilih 6 karya terbaik IMAJITARI 2018.

Acara malam penghargaan "International Dance Film Festival 2018" sendiri diadakan di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis malam.

Enam judul film yang berhasil meraih penghargaan IMAJITARI "International Dance Film Festival 2018" adalah "Weaving Anteh (Indonesia), "Another" (Indonesia), "Vestiges of Disappear" (Korea Selatan), "Breathe" (Indonesia), "Over a Low Flame" (Israel), dan "Misogyny Pandora" (Chili) yang masing-masing mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp3.000.000.

"Kami berharap acara ini terus berlanjut setiap tahun karena dance film merupakan ruang lain bagi seniman tari dan film maker untuk berkolaborasi," ucap Hartati selalu Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta dalam sambutannya di acara penghargaan "International Dance Film Festival 2018", Kamis.

Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ), Goethe-Institut Indonesien, Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, dan Kineforum.