Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengubah mekanisme perdagangan pada sesi prapenutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai upaya menghindari pembentukan harga di luar kewajaran (marking the close).
"Perubahan ini akan menjadi program kerja BEI pada tahun 2019," ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono W. Widodo di Jakarta, Kamis.
Ia menilai saat ini pelaku pasar sudah bisa membaca pola algoritma dalam pembentukan harga saat prapenutupan sehingga BEI akan mengubah mekanismenya untuk menghindari aktivitas gaming the system.
Ia mengemukakan BEI telah memiliki beberapa metode perdagangan pada sesi prapenutupan agar berjalan secara transparan, efisien, dan wajar, di antaranya dengan menerapkan metode pembukaan informasi setiap transaksi saham yang memiliki volume tinggi dan penutupan perdagangan secara acak pada sesi prapenutupan itu.
"Dengan membuka informasi transaksi maka setiap pelaku pasar dapat mengambil langkah sesuai dengan strateginya," katanya.
Menurut dia, skema itu diyakini dapat menutup ruang bagi pelaku pasar yang ingin melakukan pembentukan harga saham semu atau tidak sesuai fundamental emiten.
Ia menyampaikan sesi prapenutupan itu terjadi pada pukul 15.50-16.00 WIB, dengan investor dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli. Kemudian sistem melakukan proses pembentukan harga penutupan.
Laksono juga mengatakan rencana perubahan itu merupakan salah satu permintaan dari manajer investasi yang kinerjanya diukur berdasarkan nilai aktiva bersih (NAB) setiap harinya.
"Manajer investasi setiap hari melakukan transaksi, lalu turun kan itu tidak baik, maka itu kami antisipasi dengan mengubah mekanisme perdagangan pada sesi prapenutupan," katanya.
Baca juga: BEI targetkan transaksi harian saham Rp9 triliun pada tahun depan
Baca juga: BEI ubah aturan nominal saham dorong IPO
BEI akan ubah mekanisme perdagangan prapenutupan
25 Oktober 2018 15:42 WIB
Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: