Pentingnya orangtua lakukan "detoks" gawai
25 Oktober 2018 15:05 WIB
Peluncuran Windows 8 Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro (kanan) memperhatikan Peer influencer Windows 8, Aktor Christian Sugiono mengoperasikan sistim operasi Windows 8 yang diluncurkan, di Jakarta, Sabtu (27/10). Sistim operasi Windows 8 yang bisa digunakan di smartphone, tablet maupun desktop ini selain untuk hiburan dan bermain juga untuk bekerja, dan dipasarkan dengan harga 69,99 dolar AS. (ANTARA/Audy Alwi)
Jakarta (ANTARA News) - Adakalanya orangtua terlalu terpaku pada perangkat teknologi mereka sehingga melupakan hal-hal penting semisal berinteraksi dengan anak-anak. Di sinilah pentingnya orangtua melalukan detoks gawai.
"Adakalanya kita tidak harus selalu terpaku pada teknologi misalnya gadget. Seringkali kita melupakan hal lain karena terlalu fokus pada gadget kita. Berikan kesempatan anak bermain dengan kita tanpa melibatkan teknologi. Bermain antara orangtua dan anak," ujar psikolog anak dan keluarga dari Teman Hati Konseling, Ajeng Raviando, Psi. di Jakarta, Kamis.
Menurut Ajeng, terlalu fokus memegang gawai bisa berakibat hilangnya kesempatan orangtua sekedar merangkul, menggandeng dan kontak fisik lainnya dengan anak mereka. Padahal, kontak fisik ini bisa membangun ikatan emosional antara orangtua dan anak.
"Jangan lupa, anak butuh sentuhan, dipeluk, disayang, ada kontak fisik antara orangtua dan anak itu penting untuk menciptakan emotional bonding," kata dia.
Kapan sebaiknya detoks teknologi orangtua lakukan? Menurut Ajeng, tak ada waktu khusus dan tergantung masing-masing angtua tua, asalkan bisa efisien dan efektif.
"Tergantung aturan di rumah masing-masing. Bahkan menaruh gadget waktu makan juga sebenarnya kesempatan untuk detoks teknologi. Santai berbicara, mendengarkan cerita masing-masing. Yang efektif dan efisien, jangan sampai enggak mengobrol," tutur dia.
"Adakalanya kita tidak harus selalu terpaku pada teknologi misalnya gadget. Seringkali kita melupakan hal lain karena terlalu fokus pada gadget kita. Berikan kesempatan anak bermain dengan kita tanpa melibatkan teknologi. Bermain antara orangtua dan anak," ujar psikolog anak dan keluarga dari Teman Hati Konseling, Ajeng Raviando, Psi. di Jakarta, Kamis.
Menurut Ajeng, terlalu fokus memegang gawai bisa berakibat hilangnya kesempatan orangtua sekedar merangkul, menggandeng dan kontak fisik lainnya dengan anak mereka. Padahal, kontak fisik ini bisa membangun ikatan emosional antara orangtua dan anak.
"Jangan lupa, anak butuh sentuhan, dipeluk, disayang, ada kontak fisik antara orangtua dan anak itu penting untuk menciptakan emotional bonding," kata dia.
Kapan sebaiknya detoks teknologi orangtua lakukan? Menurut Ajeng, tak ada waktu khusus dan tergantung masing-masing angtua tua, asalkan bisa efisien dan efektif.
"Tergantung aturan di rumah masing-masing. Bahkan menaruh gadget waktu makan juga sebenarnya kesempatan untuk detoks teknologi. Santai berbicara, mendengarkan cerita masing-masing. Yang efektif dan efisien, jangan sampai enggak mengobrol," tutur dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: