Ingatkan remaja bahaya LGBT
24 Oktober 2018 22:31 WIB
Ilustrasi - Sejumlah aktivis AMMI (Aliansi Mahasiswa Muslim Indonesia) bersama ulama, santri dan tokoh masyarakat Banten berunjuk rasa menolak secara tegas eksistensi LGBT di Indonesia, di Kawasan Puspemprov Banten, Curug, Serang, Jumat (26/1/2018). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Baturaja (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mengajak para orang tua siswa untuk mengantisipasi perilaku menyimpang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang rentan terjadi pada kalangan remaja.
"LGBT adalah perilaku menyimpang dan merupakan salah satu penyakit yang harus dicegah," kata Kepala Dinas Pendidikan Ogan Komering Ulu, Paranto di Baturaja, Rabu.
Untuk itu, dia mengajak seluruh orang tua siswa untuk mengantisipasi LGBT agar tidak dialami remaja sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA, di wilayah itu.
"Pihak sekolah juga kami imbau agar mewaspadai maraknya LGBT di kalangan pelajar," katanya.
Menurut dia, penyimpangan perilaku LGBT dapat muncul oleh gaya hidup serta ketidaktahuan siswa terhadap norma agama.
Sebagai upaya pencegahaannya, kata dia, dengan melakukan kegiatan positif, seperti olahraga, seni, dan keagamaan.
"Selain itu para orang tua harus tahu dengan siapa saja anak bergaul," katanya.
Sejauh ini, dia belum menemukan laporan adanya siswa di wilayah itu yang mengalami penyimpangan perilaku LGBT.
"Hingga saat ini belum ada. Namun, tetap harus diwaspadai jangan sampai dialami remaja di Kabupaten OKU," ujarnya.*
Baca juga: LGBT dan AIDS di Sumbar mengkhawatirkan
Baca juga: Tidak ada tempat bagi LGBT
"LGBT adalah perilaku menyimpang dan merupakan salah satu penyakit yang harus dicegah," kata Kepala Dinas Pendidikan Ogan Komering Ulu, Paranto di Baturaja, Rabu.
Untuk itu, dia mengajak seluruh orang tua siswa untuk mengantisipasi LGBT agar tidak dialami remaja sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA, di wilayah itu.
"Pihak sekolah juga kami imbau agar mewaspadai maraknya LGBT di kalangan pelajar," katanya.
Menurut dia, penyimpangan perilaku LGBT dapat muncul oleh gaya hidup serta ketidaktahuan siswa terhadap norma agama.
Sebagai upaya pencegahaannya, kata dia, dengan melakukan kegiatan positif, seperti olahraga, seni, dan keagamaan.
"Selain itu para orang tua harus tahu dengan siapa saja anak bergaul," katanya.
Sejauh ini, dia belum menemukan laporan adanya siswa di wilayah itu yang mengalami penyimpangan perilaku LGBT.
"Hingga saat ini belum ada. Namun, tetap harus diwaspadai jangan sampai dialami remaja di Kabupaten OKU," ujarnya.*
Baca juga: LGBT dan AIDS di Sumbar mengkhawatirkan
Baca juga: Tidak ada tempat bagi LGBT
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: