Presiden dijadwalkan resmikan jembatan Wear Arafura
24 Oktober 2018 19:48 WIB
Foto aerial pembangunan infrastruktur jembatan Wear Arafura di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Minggu (29/4/2018). Pembangunan jembatan sepanjang 323 meter yang menghubungkan Pulau Yamdena dengan Pulau Larat oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVI Ambon tersebut ditargetkan selesai pada November 2018 dan diharapkan dapat mempermudah jalur transportasi masyarakat di antara kedua pulau. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Ambon (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Jembatan Wear Arafura yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna menghubungkan Pulau Yamdena dan Pulau Larat, Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada Sabtu (27/10).
Kadis PU Maluku, Ismael Usemahu, di Ambon, Rabu, mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak Istana Presiden guna memanfaatkan kehadiran Kepala Negara untuk membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I di Ambon, untuk sekalian meresmikan Jembatan Wear Arafura.
Jembatan Wear Arafura dibangun sejak Desember 2016 memiliki panjang 323 meter. Kementerian PUPR membangun Jembatan Wear Arafura di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terdepan Indonesia karena letak geografis dekat dengan Australia.
Meski menjadi bagian dari Provinsi Maluku, letak kedua pulau tersebut jauh di tenggara Kota Ambon sebagai bagian dari pulau-pulau terdepan Nusantara berbatasan dengan Australia yang dipisahkan Laut Arafura.
Ismael mengemukakan Kementerian PUPR membangun Jembatan Waer Arafura juga bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan pembangunan dekat perbatasan negara tersebut.
"Dengan semakin lancarnya konektivitas di kawasan perbatasan dan pulau terdepan Indonesia, maka akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memeratakan hasil-hasil pembangunan," ujarnya.
Pembangunan Jembatan Wear Arafura dengan anggaran Rp123 miliar itu dikerjakan kontraktor PT Nindya Karya.
Disinggung mengenai infrastuktur pendukung Pesparani Katolik Nasional I, dia menjelaskan, tinggal penyelesaian akhir, dan panitia penyelenggara siap melaksanakan geladi bersih pada Kamis (25/10).
"Kan lihat panggung, `sound system`, lampu dan infrastruktur lainnya tinggal pengerjaan akhir yang dikerjakan di Lapangan Merdeka dan teras Kantor Gubernur Maluku untuk pembukaan dijadwalkan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Oktober 2018," ujarnya.
Geladi bersih akan bersamaan dengan kehadiran peserta dari luar Maluku, sekaligus kesempatan diberikan untuk melihat dan mencoba tempat lomba.
Ismael mengemukakan sejumlah tempat lomba juga telah dibenahi, seperti Taman Budaya, Baileo Siwalia, Baileo Oikumene, Aula Xaverius, Islamic Centre, Kristiani Centre, dan Katholik Centre.
"Jadi tidak masalah dengan infrastruktur pendukung penyelenggaraan Pesparani Katolik yang untuk pertama kalinya dilaksanakan secara nasional dan bersyukur Maluku sebagai tuan rumah sehingga harus sukses," katanya.
Ismael menambahkan Presiden Jokowi juga dijadwalkan meninjau pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Wailela, Kecamatan Teluk Ambon.
Baca juga: Temuan hunian prasejarah di Maluku masih dianalisa
Baca juga: Kapal geomarin ESDM teliti migas di Laut Arafura
Kadis PU Maluku, Ismael Usemahu, di Ambon, Rabu, mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak Istana Presiden guna memanfaatkan kehadiran Kepala Negara untuk membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I di Ambon, untuk sekalian meresmikan Jembatan Wear Arafura.
Jembatan Wear Arafura dibangun sejak Desember 2016 memiliki panjang 323 meter. Kementerian PUPR membangun Jembatan Wear Arafura di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terdepan Indonesia karena letak geografis dekat dengan Australia.
Meski menjadi bagian dari Provinsi Maluku, letak kedua pulau tersebut jauh di tenggara Kota Ambon sebagai bagian dari pulau-pulau terdepan Nusantara berbatasan dengan Australia yang dipisahkan Laut Arafura.
Ismael mengemukakan Kementerian PUPR membangun Jembatan Waer Arafura juga bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan pembangunan dekat perbatasan negara tersebut.
"Dengan semakin lancarnya konektivitas di kawasan perbatasan dan pulau terdepan Indonesia, maka akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memeratakan hasil-hasil pembangunan," ujarnya.
Pembangunan Jembatan Wear Arafura dengan anggaran Rp123 miliar itu dikerjakan kontraktor PT Nindya Karya.
Disinggung mengenai infrastuktur pendukung Pesparani Katolik Nasional I, dia menjelaskan, tinggal penyelesaian akhir, dan panitia penyelenggara siap melaksanakan geladi bersih pada Kamis (25/10).
"Kan lihat panggung, `sound system`, lampu dan infrastruktur lainnya tinggal pengerjaan akhir yang dikerjakan di Lapangan Merdeka dan teras Kantor Gubernur Maluku untuk pembukaan dijadwalkan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Oktober 2018," ujarnya.
Geladi bersih akan bersamaan dengan kehadiran peserta dari luar Maluku, sekaligus kesempatan diberikan untuk melihat dan mencoba tempat lomba.
Ismael mengemukakan sejumlah tempat lomba juga telah dibenahi, seperti Taman Budaya, Baileo Siwalia, Baileo Oikumene, Aula Xaverius, Islamic Centre, Kristiani Centre, dan Katholik Centre.
"Jadi tidak masalah dengan infrastruktur pendukung penyelenggaraan Pesparani Katolik yang untuk pertama kalinya dilaksanakan secara nasional dan bersyukur Maluku sebagai tuan rumah sehingga harus sukses," katanya.
Ismael menambahkan Presiden Jokowi juga dijadwalkan meninjau pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Wailela, Kecamatan Teluk Ambon.
Baca juga: Temuan hunian prasejarah di Maluku masih dianalisa
Baca juga: Kapal geomarin ESDM teliti migas di Laut Arafura
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: