Indonesia berkomitmen tingkatkan kerja sama bilateral dengan Bosnia-Herzegovina
Seorang bocah lelaki berjalan ke pintu masuk Museum Nasional Bosnia yang tutup untuk meletakkan satu dari 125 mawar sebagai peringatan berdirinya museum di Sarajevo, Jumat (1/2). Museum Nasional Bosnia yang berusia 25 tahun menyegel pintunya karena pemisahan otoritas negara tidak menemui kesepakatan bagaimana mendanai museum tersebut, dan ratusan orang berkumpul untuk merayakan berdirinya museum, terlihat seperti simbol budaya. Kompleks museum di pusat ibukota Bosnia telah mengalami kejatuhan kerajaan Austro-Hungaria, dua perang dunia dan pemisahan Yugoslavia. Tapi perlahan mulai mengais akibat bantuan pemerintah yang semakin jarang sejak berakhirnya perang Balkan periode 1992-1995 yang memisahkan Bosnia menjadi dua wilayah otonomi yang saling bermusuhan. (REUTERS/Dado Ruvic)
"Hubungan bilateral Indonesia dengan Bosnia-Herzegovina sudah berlangsung sangat baik sehingga perlu ditingkatkan lagi. Saat tahun pertama saya bertugas hingga sekarang, saya diterima sangat baik oleh masyarakat Bosnia-Herzegovina," ujar Amelia Achmad Yani di Jakarta, Rabu.
Pernyataan putri pahlawan revolusi Jenderal Achmad Yani itu disampaikan usai menyaksikan penandatanganan kerja sama pertukaran informasi antara Kantor Berita Antara dan Fena di Wisma Antara, Jakarta, Rabu.
Dubes Amelia telah menyusun upaya-upaya konkret untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Di bidang informasi, katanya, Kedutaan Besar Indonesia di Sarajevo memfasilitasi pertemuan Kantor Berita Bosnia- Herzegovina Fena dengan Kantor Berita Indonesia Antara untuk melakukan pertukaran informasi dan data.
"Saya semangat sekali untuk memulai program kerja sama ini. Kami akan melakukan pertukaran jurnalis antara kedua negara," kata dia.
Ia mengatakan Bosnia- Herzegovina mempunyai ikatan kuat dengan Indonesia.
"Di sana sudah ada dua buku tentang Indonesia yang ditulis oleh warga Bosnia- Herzegovina. Buku yang pertama menitikberatkan tentang Jenderal Achmad Yani dan buku yang kedua tentang KBRI Sarajevo. Artinya itu ada ikatan yang sangat kuat antara kedua negara," ujar Amelia.
Sementara itu di bidang pendidikan, kata dia, sebanyak empat universitas di Bosnia-Herzegovina akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan Universitas Jenderal Achmad Yani.
Keempat universitas dari Bosnia-Herzegovina tersebut adalah Universitas Sarajevo, Universitas Tuzla, Universitas Zenica, dan Universitas Mostar.
"Jadi saya ingin ada pertukaran mahasiswa. Siswa Indonesia bisa tinggal di Bosnia untuk mempelajari bahasa dan budaya setempat selama tiga hingga enam bulan. Begitupun sebaliknya, mahasiswa Bosnia bisa belajar bahasa dan budaya Indonesia," kata dia.
Kerja sama tersebut juga terkait pertukaran dosen untuk saling berbagi pengetahuan maupun pengalaman.
"Di sana, mayoritas jurusan di universitas-universitas Bosnia-Herzegovina itu adalah kedokteran, teknik, dan keperawatan. Universitas Indonesia dan Universitas Jenderal Achmad Yani juga mempunyai jurusan kedokteran, teknik, dan keperawatan. Universitas-universitas kedua negara bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman," kata dia.
Untuk bidang perdagangan, Dubes Amelia mengatakan sebanyak lima pengusaha Bosnia-Herzegovina akan mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) yang ke-33.
Trade Expo Indonesia berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang 24-28 Oktober 2018.
"Ada lima pengusaha Bosnia-Herzegovina yang menghadiri Trade Expo Indonesia. Di antara mereka, ada yang mencari ikan dari laut Indonesia untuk disuplai ke semua hotel di Bosnia dan negara-negara Balkan lainnya. Kemudian, ada yang lagi ingin membeli minyak sawit dan turunannya," ujarnya.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018