Jakarta, 24/10 (Antara) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan pertemuan tingkat menteri ASEAN untuk urusan kebudayaan dan kesenian ke-8 (ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts) atau AMCA merupakan forum yang tepat untuk mempromosikan peradaban persatuan.

"Indonesia melihat bahwa forum ini adalah tempat yang tepat untuk mempromosikan peradaban persatuan dalam skala yang besar," kata Muhadjir dalam sambutannya dalam pertemuan tingkat menteri itu, Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, jika anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bisa melaksanakan peradaban persatuan dalam skala besar itu, maka dapat menjadi contoh atau motivasi bagi negara lain untuk mengikutinya.

Muhadjir mengatakan Indonesia siap untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan Deklarasi ASEAN tentang Budaya Pencegahan.

"Kami juga mengajak komunitas global melalui inisiasi seperti Bali Promise dan Bali Declaration dari World Culture Forum," tuturnya.

Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertemuan AMCA ke-8 dan pertemuan terkait seperti Pertemuan Pejabat Senior ASEAN untuk Kebudayaan dan Kesenian (ASEAN Senior Officials Meeting for Culture and Arts/SOMCA), pertemuan AMCA Plus Three (China, Japan, and Republic of Korea), SOMCA Plus Three.

Pertemuan AMCA itu dihadiri antara lain Menteri Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Brunei Darussalam Dato Paduka Seri Haji Aminuddin Ihsan, Sekretaris Negara Kamboja Samraing Kamsan, Menteri Kebudayaan Thailand Vira Rojpojchanarat, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Paduka Lim Jock Hoi.

AMCA merujuk pada hasil dari Pertemuan ASEAN Summit ke-31 pada November 2017, di mana para pemimpin ASEAN bersepakat untuk mengadopsi Deklarasi ASEAN tentang Budaya Pencegahan (Culture of Prevention).

Deklarasi ASEAN tentang Budaya Pencegahan bertujuan untuk menciptakan kedamaian, keterbukaan, kebangkitan, kesehatan dan masyarakat harmonis.

Baca juga: Pertemuan menteri anggota ASEAN untuk kebudayaan dibuka