Houston (ANTARA News) - Ekspor minyak mentah Iran telah menurun sejak Amerika Serikat mengumumankan tentang pemberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran pada Mei, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan Selasa (23/10).

Data yang dikutip EIA dari ClipperData, sebuah perusahaan penyedia data minyak, menunjukkan bahwa ekspor minyak mentah dan kondensat Iran mencapai puncaknya pada Juni 2018 sekitar 2,7 juta barel per hari (bph), lebih dari 300.000 barel per hari lebih tinggi daripada rata-rata selama empat bulan pertama tahun ini.

Pada September, ekspor minyak mentah dan kondensat Iran turun menjadi 1,9 juta barel per hari. EIA mengatakan bahwa apakah ekspor energi Iran menurun seluruhnya karena sanksi atau karena alasan lain tidak jelas.

Ekspor Iran telah jatuh pada tingkat yang lebih cepat dari produksi. Operator-operator pengiriman mengalami penurunan operasi dengan Iran, tetapi Iran terus mengekspor sebagian besar melalui perusahaan milik negara, National Tanker Company (NITC) dan Islamic Republic of Iran Shipping Lines, kata EIA.

Laporan pers perdagangan menunjukkan bahwa karena negara-negara terus memangkas impor dari Iran, beberapa armada pelayaran Iran sudah digunakan sebagai penyimpanan mengambang, di mana minyak mentah ditempatkan ke kapal dan disimpan tanpa batas.

EIA memperkirakan bahwa surplus kapasitas produksi minyak mentah di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dapat digunakan untuk menggantikan beberapa barel minyak mentah Iran yang hilang dari pasar.

Minyak mentah ringan (light) Arab Saudi mirip dalam mengkomposisi minyak mentah light Iran dan dapat menyediakan penyuling-penyuling dengan kemungkinan minyak mentah yang tidak akan membutuhkan penyuling-penyuling untuk membuat perubahan signifikan menjadi minyak mentah mereka butuhkan.

Namun, sejauh mana Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya menawarkan volume minyak mentah dan kondensat yang cukup untuk mengganti ekspor dari Iran belum jelas.

Organisasi percaya bahwa setelah sanksi-sanksi penuh dilaksanakan pada November, total volume minyak mentah dan kondensat yang keluar dari pasar akan menjadi lebih jelas dalam bulan-bulan berikutnya.

AS menyatakan akan meninggalkan kesepakatan nuklir Iran pada Mei. Negara Paman Sam itu juga menetapkan dua periode "wind-down" (pengurangan secara bertahap) 90 hari dan 180 hari untuk kegiatan bisnis di atau yang melibatkan Iran.

Pada 6 Agustus, periode "wind-down" pertama berakhir dan memicu pengenaan kembali beberapa sanksi. Pada 4 November, periode "wind-down" kedua akan berakhir dan memicu pengenaan kembali sanksi penuh, termasuk sejumlah langkah yang menargetkan sektor energi Iran.

Baca juga: Harga minyak jatuh didorong penurunan ekuitas dan jaminan pasokan Saudi
Baca juga: Harga minyak naik tipis meskipun Arab Saudi janji tingkatkan produksi