Jakarta (ANTARA News) - Science Film Festival kembali hadir pada 23 Oktober - 13 November 2018 di 42 kota di seluruh Indonesia dengan mengangkat tema "Revolusi Pangan: Menghadapi Tantangan Tahun 2050".

"Alasan pemilihan tema itu sangat sederhana banget karena Indonesia kan selalu ada masalah dengan makanan. Jadi kita mau kasih tau ke anak-anak kecil usia sekolah, ada kok inovasi baru untuk makanan," ucap Elizabeth Soegiharto, Koordinator Program Budaya Goethe Institut Indonesia dalam acara pembukaan Science Film Festival 2018 di Jakarta, Selasa.

Program festival kali ini juga berupaya menjelaskan resiko lingkungan yang terkait perilaku konsumsi pangan serta solusi-solusi potensial untuk masa depan dengan cara menyenangkan dalam permainan dan mudah dipahami anak-anak.

"Ada beberapa film seperti yang dari Jerman berinovasi bikin burger dari serangga. Kita enggak ngajarin mereka untuk makan serangga, tapi kasih tahu bahwa negara kalian tuh kaya dan mesti tahu pangan yang bervitamin apa," jelasnya.

Science Film Festival 2018 menghadirkan 15 judul film menghibur yang akan mengajak anak-anak mengenal sains.

Seluruh judul film juga sudah disulih suara kedalam bahasa Indonesia.

"Total ada 15 film semuanya kita dubbing ke bahasa Indonesia. Kita akan bawa ke 42 kota jadi anak-anak di desa bisa lihat dan mereka sangat antusias," kata Elizabeth.

Sains Film Festival pertama kali diselenggarakan tahun 2005. Festival ini memiliki tujuan untuk mempromosikan literasi sains dan kesadaran mengenai isu-isu sains, teknologi, dan lingkungan melalui konten film dan televisi Internasional serta kegiatan edukasi pendamping di kawasan Asia Tenggara, Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah.

Baca juga: Science Film Festival tumbuhkan kecintaan anak pada sains

Baca juga: Science Film Festival, Belajar Lewat Film