Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan tindakan pembakaran bendera bertulisan kalimat tauhid di Limbangan, Garut, Jawa Barat, Senin (22/10), dan meminta pelakunya meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam.

"MUI merasa prihatin dan menyesalkan adanya kejadian tersebut karena telah menimbulkan kegaduhan di kalangan umat Islam," kata Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas di Gedung MUI Jakarta, Selasa.

MUI meminta oknum Barisan Ansor Serba Guna Nahdlatul Ulama (Banser NU) yang melakukan pembakaran bendera tersebut meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam.

"Oknum yang melakukan hal tersebut agar meminta maaf dan mengakui kesalahannya kepada umat Islam," katanya.

Selain itu MUI meminta semua kalangan menahan diri, tidak terpancing oleh pihak-pihak yang berusaha memperkeruh suasana.

"Kami imbau agar semua pihak menyerahkan ini ke proses hukum. Polisi juga diminta untuk bertindak cepat, adil dan profesional," katanya.

MUI juga mengimbau para pemimpin organisasi massa Islam, para kiai, ulama dan ustaz membantu mendinginkan suasana.

Sebelumnya beredar video berdurasi 02.05 menit di media sosial yang menunjukkan seorang berbaju Banser membawa bendera berwarna hitam bertulisan kalimat tauhid yang kemudian berkumpul dengan belasan orang lain untuk bersama-sama menyulut bendera tersebut dengan api. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian loreng khas Banser, lengkap dengan baret hitam.

Baca juga: MUI: Jangan terprovokasi pembakaran mirip bendera HTI