New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena poundsterling Inggris jatuh di saat berita bahwa negosiasi Brexit dengan Uni Eropa mengenai Irlandia Utara masih berubah, dan euro terus merosot di tengah ketidakpastian politik atas anggaran Italia.

Perdana Menteri Theresa May pada Senin (22/10) mengatakan sebagian besar kesepakatan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa telah disetujui tetapi mengulangi penentangannya terhadap proposal Uni Eropa mengenai perbatasan Irlandia, menurut kutipan dari pernyataannya kepada Parlemen.

Poundsterling turun 0,73 persen di sesi Amerika Utara pada 1,277 dolar, melanjutkan penurunan yang dimulai pada awal pekan lalu.

Dengan hanya lebih dari lima bulan sampai Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa, pembicaraan telah terhenti akibat ketidaksepakatan tentang apa yang disebut backstop Irlandia Utara, sebuah jaminan kebijakan untuk memastikan tidak akan kembali ke hard border (perbatasan keras) di pulau Irlandia jika hubungan perdagangan masa depan tidak disepakati pada waktunya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,36 persen pada perdagangan Senin (22/10), berakhir di 96,003.

"Dolar bergerak didukung sterling dan euro," kata Kepala Strategi Valuta Asing Global di Credit Suisse, Shahab Jalinoos, seperti dikutip Reuters.

Euro gagal mempertahankan kenaikan awal sesi karena investor fokus pada kemungkinan ketidakpastian politik lebih lanjut di Eropa atas rencana anggaran pengeluaran Italia, meskipun ada penurunan besar dalam biaya pinjaman pemerintah Italia.

Lembaga pemeringkat Moody`s menurunkan peringkat kredit Italia pada Jumat (19/10) tetapi secara tak terduga mempertahankan prospek stabil.

Itu, bersama dengan komentar-komentar yang lebih damai dari para pejabat Italia bahwa mereka siap untuk duduk dengan pejabat-pejabat Uni Eropa dan tidak berniat untuk memperluas defisit melampaui 2019, mendorong permintaan untuk surat utang Italia setelah dilanda aksi jual selama berminggu-minggu.

Tetapi euro, yang keberuntungannya semakin terkait dengan harga obligasi Italia tahun ini, gagal mempertahankan kenaikan awal dan turun 0,71 persen dari tertinggi sesi 1,1550 dolar. Euro berakhir pada 1,1470 dolar.

"Kami memiliki lebih banyak nada damai dari kedua belah pihak, tetapi masih jelas bahwa perselisihan ini belum berakhir," kata analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen.

Mata uang tunggal juga melemah terhadap franc Swiss sebesar 0,40 persen dan berakhir pada 1,423 euro. Tapi euro tetap kuat terhadap pound, naik 0,27 persen, bertahan di 88,37 pence euro.

Pasar ekuitas sebagian besar positif karena harapan bahwa pemotongan pajak China tahun depan bisa bernilai lebih dari satu persen dari produk domestik bruto memicu reli di saham Asia yang memberi dukungan ke Eropa dan Amerika Serikat.

Baca juga: Wall Street dibuka bervariasi, saham energi dan keuangan melemah

Baca juga: Harga minyak naik tipis meskipun Arab Saudi janji tingkatkan produksi