Bandung (ANTARA News) - Sejumlah ahli paleolitikum dari Asia-Eropa memamerkan berbagai benda serta berbagai fosil warisan budaya prasejarah yang digali dari seluruh kepulauan di Asia Tenggara. Pameran tersebut dilakukan oleh jejaring ilmuan Eropa-Asia yang tergabung dalam HOPsea, yang bertajuk "First Islander" dengan menyajikan berbagai benda bernilai warisan prasejarah mengenai asal-usul manusia di seluruh negara di Asia Tenggara di Aula Student Center Institut Teknologi Bandunmg (ITB), Selasa. Koordinator HOPsea, Prof Francois Semah, HOPsea merupakan jejaring ilmuan arkeologi dari berbagai negara, dan dari berbagai latar belakang lembaga yang bertujuan menghimpun, serta melakukan berbagai penelitian mengenai kajian serta kandungan kehidupan masa prasejarah. Menurut Francois Semah, yang merupakan ilmuwan dari Museum National the d`Histoire Naturelle Prancis, pengkajian yang dilakukannya itu berkutat pada penelitian geologi, paleantologi, dan paleantropologi sehingga menghasilkan berbagai benda serta fosil peninggalan prasejarah. "Penelitian, dan pameran ini dilakukan untuk menumbuh kembangkan pengkajian ilmu pengetahuan terkait, kepada para mahasiswa S-2 dan S-3 di negara Perancis, Indonesia, Pilipina, Jerman, dan Belanda," katanya. Dikatakannya, penelitian yang dilakukan pihaknya itu tidak hanya berguna untuk kemajuan ilmu saat ini, namun juga dapat bermanfaat bagi umat manusia hingga beribu-ribu tahun yang akan datang. Penelitian serta penemuan berbagai benda serta berbagai situs peninggalan prasejarah, katanya, bagaimanapun sangat penting dimiliki negara manapun sebagai kekayaan budaya lokal sekaligus kekayaan budaya umat manusia di bumi ini bagi warisan seluruh generasi. Prof Dr Euseblo Dezon, seorang arkeolog asal Pilipina menegaskan berbagai benda serta koleksi fosil yang ditemukan di seluruh kepulauan di Asia Tenggara ini relatif mirip. Tampaknya penyebaran kelompok Austronesia ke seluruh nusantara di Asia Tenggara ini telah melatari berbagai kesamaan corak budaya diantara negara serumpun di kawasan kita ini, cetusnya. Sejumlah ilmuwan yang tergabung kedalam HOPsea itu, adalah Prof Yahdi Zaim, DR Yan Rizal, dan Truman Simanjuntak dari Indonesia, Prof DR Euseblo Dezon dari Piliphina, Dr Christine Hertler dari Jerman, Prof Dr Francois Semah, Anne Marie Semah, Claire Gaillard, Florent Detroit, dan Antony Borel dari Prancis. (*)