Jakarta (ANTARA News) - Activision mengumumkan bahwa "Call of Duty: Black Ops 4" mencatat penjualan lebih dari 500 juta dolar Amerika (sekitar Rp7,60 triliun) di seluruh dunia selama peluncurannya pada akhir pekan.

Jumlah tersebut sama dengan hasil yang dicapai "Call of Duty: WWII" pada tahun lalu, namun masih di bawah jumlah yang diperoleh "Black Ops III" yakni 550 juta dolar Amerika (sekitar Rp8,36 triliun) dalam tiga hari pertama.

Namun jumlah tersebut masih di atas angka penjualan terendah yang diperoleh "Infinite Warfare", dimana hanya separuh dari total jumlah penjualan yang diraih "Call of Duty: WWII". Demikian dilansir gamesindustry.biz, Kamis (18/10) waktu setempat.

Itu belum mencakup beberapa rekor yang dicetak oleh "Call of Duty: Black Ops 4". Peluncuran game tersebut pada akhir pekan mencatatkan angka tertinggi untuk kombinasi pemain, waktu rata-rata per pemain, dan total waktu bermain paling banyak di consol game generasi terkini.

Orang-orang juga menghabiskan waktu lebih banyak untuk menyaksikan "Black Ops 4" di Twitch saat peluncuran game itu pada akhir pekan ketimbang game "Call of Duty" lainnya dalam waktu yang sama.

Keberhasilan komersial game ini kemungkinan disebabkan oleh pujian yang diterima, saat sejumlah kritikus memberikan penilaian positif terhadap "Black Ops 4" yang lebih berfokus pada fitur multiplayer dan mode battle royale terbaru yakni Blackout.

"Game 'Black Ops 4' merupakan awal sebuah blockbuster. Jumlah pemain dan waktu bermainnya meningkat dibanding tahun sebelumnya, penonton game ini di Twitch mencatatkan jumlah baru dan menunjukkan betapa menyenangkannya untuk menonton serta memainkan fitur Blackout, dan hasil pada akhir pekan lagi-lagi menempatkan 'Call of Duty' di puncak teratas industri hiburan. Hasil penjualan digital kami memecahkan rekor di semua platform, dan secara keseluruhan performanya menguat," ujar executive vice president Activision dan "Call of Duty" GM Rob Kostich.