Pemda bangun kelas darurat korban gempa Parigi
18 Oktober 2018 00:16 WIB
Tenda kelas darurat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di pengungsian Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10/2018). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Parigi (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat segera membangun kelas darurat bagi para korban gempa di daerah tersebut, mengingat kondisi gedung sekolah umumnya sudah tidak layak.
"Ada lima kecamatan di wilayah terdampak cukup parah, oleh karenanya kami mengambil langkah alternatif agar siswa tetap mengenyam pendidikan," tutur Kepala Disdikbud Parigi Moutong Adrudin Nur di Parigi, Rabu.
Rencananya pembangunan kelas darurat, kata dia, di lima kecamatan yakni, Kecamatan Parigi, Parigi Selatan, Parigi Utara, Torue dan Toribulu diperuntukkan di enam Sekolah Menengah Pertama dan dua Sekolah Dasar.
Mantan Kepala Bappeda Parigi Moutong ini mengemukakan, rencana pembangunan kelas daruruat sudah dibahas beberapa waktu lalu setelah dilakukan pendataan di hampir seluruh sekolah di kabupaten setempat dan ada delapan sekolah yang rusak parah.
"Kami meninjau sejumlah sekolah yang rusak, seperti sekolah SD Inpres di Desa Dolago hampir seluruh ruang kelas itu rusak dan tidak layak digunakan," ungkap dia.
Setelah pendataan tersebut, pihaknya langsung melaporkan kepada Kementerian Pendidikan mengenai kerusakan sejumlah sarana dan prasarana pendidikan di daerah itu.
"Kelas darurat ini difasilitasi papan tulis dan siswa duduk beralaskan tikar. Di tenda ini tetap disesuaikan karena tidak ada fasilitas perabotan seperti sekolah pada umumnya," katanya.
Adrudin mengatakan belum bisa memastikan kapan kelas darurat itu dimanfaatkan, sebab yang bertanggung jawab pembangunan sarana pendidikan adalah Badan Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Kami menunggu dari BPBD karena mereka yang menyediakan fasilitas. Kami harap peserta didik berada di lima wilayah terdampak parah bisa mengukuti proses belajar mengajar agar tidak ada lagi anak sekolah yang tidak masuk kelas," harapnya.
Gempa bermaknitudo 7,4 pada Skala Richter mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, pada 28 September lalu juga dirasakan dampaknya di Parigi Moutong dan meluluhlantakan ratusan bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: UNICEF bantu tenda untuk kelas darurat di Sulawesi Tengah
Baca juga: Kemdikbud bangun 333 sekolah darurat
"Ada lima kecamatan di wilayah terdampak cukup parah, oleh karenanya kami mengambil langkah alternatif agar siswa tetap mengenyam pendidikan," tutur Kepala Disdikbud Parigi Moutong Adrudin Nur di Parigi, Rabu.
Rencananya pembangunan kelas darurat, kata dia, di lima kecamatan yakni, Kecamatan Parigi, Parigi Selatan, Parigi Utara, Torue dan Toribulu diperuntukkan di enam Sekolah Menengah Pertama dan dua Sekolah Dasar.
Mantan Kepala Bappeda Parigi Moutong ini mengemukakan, rencana pembangunan kelas daruruat sudah dibahas beberapa waktu lalu setelah dilakukan pendataan di hampir seluruh sekolah di kabupaten setempat dan ada delapan sekolah yang rusak parah.
"Kami meninjau sejumlah sekolah yang rusak, seperti sekolah SD Inpres di Desa Dolago hampir seluruh ruang kelas itu rusak dan tidak layak digunakan," ungkap dia.
Setelah pendataan tersebut, pihaknya langsung melaporkan kepada Kementerian Pendidikan mengenai kerusakan sejumlah sarana dan prasarana pendidikan di daerah itu.
"Kelas darurat ini difasilitasi papan tulis dan siswa duduk beralaskan tikar. Di tenda ini tetap disesuaikan karena tidak ada fasilitas perabotan seperti sekolah pada umumnya," katanya.
Adrudin mengatakan belum bisa memastikan kapan kelas darurat itu dimanfaatkan, sebab yang bertanggung jawab pembangunan sarana pendidikan adalah Badan Penanggulanagn Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Kami menunggu dari BPBD karena mereka yang menyediakan fasilitas. Kami harap peserta didik berada di lima wilayah terdampak parah bisa mengukuti proses belajar mengajar agar tidak ada lagi anak sekolah yang tidak masuk kelas," harapnya.
Gempa bermaknitudo 7,4 pada Skala Richter mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, pada 28 September lalu juga dirasakan dampaknya di Parigi Moutong dan meluluhlantakan ratusan bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: UNICEF bantu tenda untuk kelas darurat di Sulawesi Tengah
Baca juga: Kemdikbud bangun 333 sekolah darurat
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: