Menristekdikti luncurkan teknologi keselamatan maritim
Hakteknas Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) bersama Mantan Presiden BJ Habibie (ketiga kiri), Menko PMK Puan Maharani (ketiga kanan), Menristekdikti Muhammad Nasir (kedua kanan), Menko Maritim Luhut Panjaitan (kedua kiri), dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kiri) memencet tombol saat memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Center Point Indonesia (CPI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/8/2017). Peringatan Hakteknas tersebut menjadi yang pertama kali diselenggarakan di luar pulau Jawa. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
"Hal ini merupakan salah satu bentuk hilirisasi dan komersialisasi hasil riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi," ujar Nasir saat peluncuran Automatic Identification System Institut Teknologi Sepuluh Nopember (AISITS) Jakarta, Rabu.
Nasir terus mendorong agar perguruan tinggi melakukan hilirisasi. Hal itu sesuai dengan keinginan pemerintah, agar perguruan tinggi bisa berkontribusi terhadap laju pertumbuhan industri.
"Ini sudah saatnya perguruan tinggi melakukan riset yang berbasis kebutuhan pasar. Baik kebutuhan industri atau hadir memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat."
Menurut dia, kondisi itu akan mendorong terciptanya ekosistem yang kondusif untuk perkembangan industri start-up, khususnya yang berbasis teknologi.
AISITS merupakan teknologi keselamatan maritim yang dapat mengirim sistem peringatan dini ketika kapal memasuki zona bahaya. Menristekdikti menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sangat fokus mendukung perkembangan perusahaan pemula di Tanah Air.
AISITS tidak hanya didukung Kemenristekdikti, tetapi juga Kementerian Perhubungan.
Mohamad Nasir juga menyampaikan, komersialisasi AISITS ini juga selaras dengan misi Kemenristekdikti untuk meningkatkan kapasitas pemanfaatan dan komersialisasi hasil riset dan inovasi untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Misi tersebut menjadi salah satu dasar bagi perguruan tinggi, termasuk ITS, untuk berupaya semaksimal mungkin mendorong peneliti, inventor dan unit usahanya agar mampu menghasilkan produk-produk inovatif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan dunia industri.
"Dalam era industri 4.0 saat ini, aplikasi semacam ini akan memegang peranan yang sangat penting dan memiliki potensi bisnis yang sangat besar," kata dia.
Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, ITS sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki pusat unggulan iptek dan inovasi memiliki kewajiban agar selalu mendorong hasil-hasil riset dapat dijadikan produk inovasi yang memberi manfaat bagi masyarakat.
Hingga saat ini Kemenristekdikti telah mempercayakan ITS untuk mengelola tiga Pusat Unggulan Iptek (PUI) yakni, PUI Sistem Kontrol Otomotif (SKO), PUI Mechanics Industrial Automation (MIA), dan PUI Keselamatan Kapal dan Instalasi Laut (KEKAL).
Baca juga: Menristekdikti: eksplorasi maritim Indonesia harus gunakan teknologi
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018