Polri: Kaca film antipeluru Gedung DPR perlu dikaji
17 Oktober 2018 16:42 WIB
Kaca berlubang diduga akibat penembakan peluru nyasar yang terjadi pada dua ruangan anggota DPR RI di Komplek Parlemen Senayan Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018). (Istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menuturkan usulan DPR untuk memasang kaca film antipeluru di Gedung DPR perlu dikaji terlebih dahulu karena terkait anggaran.
"Nanti itu perlu dikaji lebih dalam karena ini menyangkut anggaran, pembangunan," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Hal yang perlu dikaji seperti efektivitas apabila Gedung DPR dilapisi kaca film antipeluru.
Selain itu, adanya opsi lapangan tembak yang perlu diperbaiki dengan diberi lapisan penahan juga perlu dikaji.
Setyo yang juga Ketua Pesatuan Penembak Indonesia (Perbakin) DKI Jakarta menegaskan menembak adalah olahraga yang aman selama SOP dijalankan dengan benar.
"Tetapi kemarin ada dia (tersangka) mencoba-coba dengan alat tertentu yang seharusnya tidak boleh dilakukan, itu ya terjadilah risiko tembakan nyasar kemana-mana," ujar Setyo.
Dua tersangka yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) itu diketahui bukanlah anggota Perbakin setelah dicek di Polda Metro Jaya.
Ada pun menanggapi rencana DPR untuk memasang kaca antipeluru di Gedung DPR, Wapres Jusuf Kalla menilai hal itu terlalu berlebihan karena dapat menelan biaya mahal untuk pemasangannya.
"Wah, itu berlebihan; (penggunaan) kaca antipeluru berlebihan. Mahal sekali itu kaca antipeluru. Di rumah saya cuma satu kamar saja yang antipeluru, tempat kamar saya saja, lain-lainnya tidak karena mahal. Apalagi (mau) keseluruhan (gedung DPR) dikasih (antipeluru), Masya Allah, bagaimana bisa jadi? Tidak ada di dunia ini yang begitu," tegasnya.
Menurut Wapres, pengawasan di tempat latihan menembak milik PB Perbakin yang sebaiknya ditingkatkan sehingga tidak mengarahkan sasarannya ke Gedung Parlemen.
Baca juga: Polri lakukan uji balistik peluru di ruangan F-PAN dan F-Demokrat
Baca juga: Bekas peluru dua lokasi, sisa penembakan sebelumnya
Baca juga: DPR: Perbakin harus perketat penggunaan senjata
"Nanti itu perlu dikaji lebih dalam karena ini menyangkut anggaran, pembangunan," ujar dia di Jakarta, Rabu.
Hal yang perlu dikaji seperti efektivitas apabila Gedung DPR dilapisi kaca film antipeluru.
Selain itu, adanya opsi lapangan tembak yang perlu diperbaiki dengan diberi lapisan penahan juga perlu dikaji.
Setyo yang juga Ketua Pesatuan Penembak Indonesia (Perbakin) DKI Jakarta menegaskan menembak adalah olahraga yang aman selama SOP dijalankan dengan benar.
"Tetapi kemarin ada dia (tersangka) mencoba-coba dengan alat tertentu yang seharusnya tidak boleh dilakukan, itu ya terjadilah risiko tembakan nyasar kemana-mana," ujar Setyo.
Dua tersangka yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) itu diketahui bukanlah anggota Perbakin setelah dicek di Polda Metro Jaya.
Ada pun menanggapi rencana DPR untuk memasang kaca antipeluru di Gedung DPR, Wapres Jusuf Kalla menilai hal itu terlalu berlebihan karena dapat menelan biaya mahal untuk pemasangannya.
"Wah, itu berlebihan; (penggunaan) kaca antipeluru berlebihan. Mahal sekali itu kaca antipeluru. Di rumah saya cuma satu kamar saja yang antipeluru, tempat kamar saya saja, lain-lainnya tidak karena mahal. Apalagi (mau) keseluruhan (gedung DPR) dikasih (antipeluru), Masya Allah, bagaimana bisa jadi? Tidak ada di dunia ini yang begitu," tegasnya.
Menurut Wapres, pengawasan di tempat latihan menembak milik PB Perbakin yang sebaiknya ditingkatkan sehingga tidak mengarahkan sasarannya ke Gedung Parlemen.
Baca juga: Polri lakukan uji balistik peluru di ruangan F-PAN dan F-Demokrat
Baca juga: Bekas peluru dua lokasi, sisa penembakan sebelumnya
Baca juga: DPR: Perbakin harus perketat penggunaan senjata
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: