Jakarta (ANTARA News) - "Goosebump 2" mengingatkan kita pada masa kecil era 90-an di mana buku-buku masih jadi sumber hiburan utama.

Imajinasi anak-anak yang tak terbatas membuat pemaparan R.L Stine dalam serial horor anak Goosebumps jadi sumber mimpi buruk, atau setidaknya membuat bocah-bocah ketakutan ke kamar mandi untuk buang air pada malam hari.

Karakter-karakter ikonik karya R.L Stine yang keluar di film "Goosebumps" (2015) kembali lagi di "Goosebumps 2: Haunted Halloween" (2018) gara-gara rasa ingin tahu Sonny dan Sam yang menemukan manuksrip lama Stine.

Dua sahabat karib yang sedang mengumpulkan uang jajan lewat jasa pengumpulan sampah menerima telepon untuk membersihkan rumah tak berpenghuni yang suasananya membuat bulu kuduk meremang.
Goosebumps 2: Haunted Halloween (Sony Pictures Animation)


Sonny dan Sam tak sengaja menemukan sebuah peti berisi buku bersampul kulit terkunci. Karena penasaran, mereka membukanya dengan kunci yang tergeletak di samping buku.

Rupanya itu novel cerita misteri, tapi isi ceritanya belum tuntas.

Dalam sekejap mata muncullah Slappy si boneka ventriloquist yang memikat hati dua bocah itu dengan melakukan hal-hal magis, seperti memberi pelajaran pada trio anak bandel yang suka menindas Sonny dan Sam di sekolah, membereskan tugas-tugas di rumah dalam sekejap sampai membuat lembar PR aljabarnya terisi penuh.

Sarah, kakak Sonny, yang sedang sibuk mempersiapkan esai untuk masuk jurusan penulisan kreatif di Universitas Columbia akhirnya ikut kena getah gara-gara upaya Slappy melakukan "hal-hal baik" demi bisa jadi bagian keluarga Sonny.

Niat jahat Slappy terkuak. Ia berusaha menyebarkan teror pada malam Halloween dengan sihirnya untuk menghidupkan kembali makhluk-makhluk seram untuk menghantui dunia manusia.
Goosebumps 2: Haunted Halloween (Sony Pictures Animation)


Sarah, Sonny dan Sam berusaha dengan segenap upaya untuk menyelamatkan dunia.

Sama seperti nilai yang diangkat di buku-buku Goosebumps, tak ada teror yang betul-betul mengerikan dan mengancam nyawa dalam film ini.

Formula ceritanya lumayan klise, khas Goosebumps yang punya formula cerita tersendiri, tapi bisa dinikmati untuk mereka yang mencari tontonan ringan atau ingin bernostalgia.
Goosebumps 2: Haunted Halloween (Sony Pictures Animation)


Komedi diselipkan di sana-sini, termasuk lewat panempilan aktor Ken Jeong sebagai tetangga nyentrik yang hobi membuat dekorasi-dekorasi luar biasa yang berujung merepotkan anak-anak itu menambah kelucuan film, meski porsinya sedikit.

Tetapi bersiaplah kecewa bila ingin menyaksikan penampilan Jack Black sebagai si penulis fenomenal R.L. Stine karena perannya tidak terlalu signifikan di film ini.

Meski judulnya horor, bagi penonton dewasa "Goosebumps 2" adalah tayangan komedi sekaligus nostalgia. Sementara anak-anak kecil bisa jadi mulai tertarik untuk menyibukkan diri dengan membaca novel horor ketimbang gadget.