Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi defisit anggaran dalam APBN hingga akhir September 2018 telah mencapai Rp200,2 triliun atau 1,35 persen terhadap PDB.

"Defisit anggaran mencapai Rp200 triliun, tahun lalu dalam periode yang sama Rp272 triliun. Jadi turun hampir Rp72 triliun dari tahun lalu," ujar Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN di Jakarta, Rabu.

Sri Mulyani menambahkan realisasi defisit anggaran yang mencapai 1,35 persen terhadap PDB ini juga lebih rendah dari periode sama tahun lalu sebesar dua persen terhadap PDB.

Realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara sebesar Rp1.312,3 triliun atau 69,3 persen dari target serta belanja negara Rp1.512,6 triliun atau 68,1 persen dari pagu.

Pendapatan negara tersebut mencakup penerimaan perpajakan Rp1.024,5 triliun atau 63,3 persen dari target, penerimaan negara bukan pajak Rp281,4 triliun atau 102,2 persen dari target dan hibah Rp6,4 triliun atau 538,6 persen dari target.

Penerimaan perpajakan tersebut berasal dari penerimaan pajak termasuk PPh migas sebesar Rp900,9 triliun atau 63,3 persen dari target dan penerimaan kepabeanan dan cukai Rp123,6 triliun atau 63,7 persen dari target.

"Kalau dibandingkan tahun lalu penerimaan perpajakan yang hanya mencapai Rp879 triliun, berarti pada tahun ini ada pertumbuhan 16,5 persen," kata Sri Mulyani.

Sedangkan, realisasi belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp938,8 triliun atau 64,5 persen dari pagu serta transfer ke daerah dan dana desa Rp573,8 triliun atau 74,9 persen dari pagu.

Belanja pemerintah pusat mencakup belanja Kementerian/Lembaga yang sudah mencapai Rp511,5 triliun atau 60,4 persen dari pagu serta belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp427,3 triliun atau 70,4 persen dari pagu.

Sementara itu, realisasi transfer ke daerah mencapai Rp535,8 triliun atau 75,9 persen dari pagu dan dana desa sebesar Rp37,9 triliun atau 63,2 persen dari pagu.

Untuk menutup defisit anggaran tersebut, realisasi pembiayaan anggaran sudah mencapai Rp292,8 triliun atau lebih rendah dari tahun lalu Rp391,2 triliun.

"Kami lihat dengan tren penerimaan dan belanja yang sama-sama baik, serta penerimaan yang sangat kuat, outlook defisit nanti pada akhir tahun sangat menggembirakan," ujar Sri Mulyani.

Dalam kesempatan ini, pemerintah juga mencatat neraca keseimbangan primer mencapai defisit Rp2,4 triliun atau lebih baik dibandingkan periode sama 2017 sebesar defisit Rp99,2 triliun.

Baca juga: Menkeu: defisit anggaran semester I-2018 0,75 persen

Baca juga: Rupiah menguat didukung kinerja positif pasar modal