Jakarta (ANTARA News) - KH Ma'ruf Amin bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana Singapura, Selasa siang, pukul 12.30 waktu setempat.

Berdasarkan siaran pers di Jakarta, pertemuan ini dilakukan sebelum Ma'ruf memenuhi undangan untuk memberikan kuliah umum di S. Rajaratnam School of International Studies (RSiS) Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Rabu (17/10).

Ma'ruf akan memberikan kuliah umum tentang Islam Wasithiyah dan Ekonomi Berkeadilan.

Dalam pertemuannya dengan PM Lee yang berlangsung sekitar 20 menit itu, Ma'ruf yang juga merupakan cawapres nomor urut 01, menyampaikan salam Presiden Jokowi dan mengharapkan hubungan baik dan kerja sama Indonesia-Singapura.

"Terutama dalam mengatasi persoalan ekstremisme, radikalisme dan perbaikan ekonomi. Selain itu di Asia Tenggara ini kita harus memiliki hubungan yang harmonis agar tidak tergantung kepada ekonomi Amerika dan China," ujar Ma'ruf.

Sementara PM Lee, menyambut Kiai Ma'ruf dengan penuh bersahabat.

"Terima kasih Bapak Kiai berkenan hadir, untuk berbagi pandangan dalam 'Public Lecture' besok kepada masyarakat Singapura," kata PM Lee.

PM Lee juga mencermati perhelatan pemilu di Indonesia. Dia mengatakan apa yang terjadi di Indonesia, sebagai negara besar, akan berpengaruh kepada negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Oleh karena itu PM Lee berharap pemilu di Indonesia akan berjalan baik.

"Saya berharap Pemilu di Indonesia akan berjalan baik. Hasil Pemilu juga akan berpengaruh pada negara lain. Sebagaimana Pemilu di Amerika juga berdampak pada semua," papar PM Lee.

PM Lee yang baru datang dari pertemuan IMF di Bali, juga turut menyampaikan selamat atas sukses besar acara di Bali. Dia mengatakan Singapura juga berpengalaman menyelenggarakan acara IMF dan memahami bahwa hal itu tidak mudah.

Dalam pertemuan itu, Kiai Ma'ruf didampingi Istrinya Wury Restu Handayani, putri sulungnya Siti Ma'rifah, Diaz Hendropriyono (perwakilan TKN), dan Syafiq Hasyim (peneliti RSiS asal Indonesia).