New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor merespons sejumlah laporan ekonomi yang secara umum negatif.
Estimasi awal penjualan ritel dan jasa-jasa makanan AS untuk September 2018 datang pada 509 miliar dolar AS, naik 0,1 persen dari bulan sebelumnya, tetapi jauh di bawah konsensus pasar untuk kenaikan 0,6 persen, Departemen Perdagangan melaporkan pada Senin (15/10).
"Gabungan Agustus-September adalah gambaran salah satu pelambatan belanja konsumen. Lonjakan kenaikan suku bunga kemungkinan mulai merugikan sebagai tailwinds (stimulan) pemotongan pajak yang mulai mereda," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.
Sementara itu, sebut Xinhua, aktivitas bisnis terus tumbuh kuat di negara bagian New York, menurut perusahaan-perusahaan yang menanggapi Survei Manufaktur Negara Bagian New York pada Oktober 2018.
Indeks kondisi bisnis umum utama naik dua poin menjadi 21,1 pada Oktober, menunjukkan laju pertumbuhan yang sedikit lebih cepat daripada pada September.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,27 persen menjadi 95,0616 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1583 dolar AS dari 1,1555 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3154 dolar AS dari 1,3097 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi 0,7138 dolar AS dari 0,7105 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,89 yen Jepang, lebih rendah dari 112,18 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9873 franc Swiss dari 0,9892 franc Swiss, dan turun ke 1,2986 dolar Kanada dari 1,3018 dolar Kanada.
Baca juga: Dolar AS menguat didukung kenaikan saham dan data positif China
Baca juga: Harga emas naik dipicu Khashoggi hilang dan pelemahan dolar AS
Tertekan data ekonomi negatif, dolar AS melemah
16 Oktober 2018 05:52 WIB
Pecahan uang dolar Amerika Serikat. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: