Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Agun Gunanjar Sudarsa memperkirakan pemilu 2019 akan rentan terjadi persoalan yang belum pernah terjadi pada pemilu sebelumnya.

"Berpotensi terjadi banyak persoalan, di antaranya keengganan dan kebingunan masyarakat. Potensi yang tidak diharapkan terjadi konflik," kata Agun Gunanjar Sudarsa pada seminar "Membangun Pemilu Damai, Bersih, dan Bermanfaat" di di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin. Seminar diselenggarakan Fraksi Partai Golkar MPR RI guna memperingati ulang tahunnya ke-54.

Menurut Agun Gunanjar, pemilu 2019 adalah yang pertama kali diselenggarakan pemilu serentak yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden, yang memiliki beban gesekan lebih besar. Karena itu, kata dia, dibutuhkan komunikasi politik yang cerdas untuk bisa menarik partisipasi seluruh masyarakat. "Seminar ini menjadi salah satu bentuk untuk mengkomunikasikan hal tersebut, sekaligus mengajak semua pihak melakukan pemilu yang damai, bersih, dan bermanfaat," katanya.

Harapannya, kata Agun, tidak ada masalah yang biasa muncul pada penyelenggaraan pemilu, seperti kecurangan pengambilan suara dan politik uang. "Pada seminar ini menghadirkan Polri untuk menggagas bagaimana pemilu itu damai. Kita hadirkan Bawaslu untuk menerangkan bagaimana mengantisipasi kecurangan politik uang yang selalu terjadi dari pemilu ke pemilu," katanya.

Partai politik juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjadi pemilu yang damai, demokratis, serta partisipatif, di mana pemilihnya cerdas dalam memilih pemimpinnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, menambahkan, kampanye melalui media sosial yang tidak terkontrol akan menjadi salah satu titik rawan penyelenggaraan pemilu 2019. Airlangga menengarai, melalui media sosial banyak beredar informasi hoaks.

Partai Golkar sebagai partai nomor dua di parlemen, menurut Airlangga, harus mengusung kampanye positif untuk terciptanya pemilu yang damai, bersih, dan bermanfaat. "Pemilu adalah pesta demokrasi yang tujuannya adalah memilih pemimpin untuk mensejahterakan rakyat," katanya.

Menurut Airlangga, Partai Golkar menyikapi pemilu dengan cara yang beradab, rasional, dan menarik simpati masyarakat yakni penyelenggaraan pemilu yang damai, bersih, dan bermanfaat. "Pemilu adalah proses demokrasi untuk memilih pemimpin, bukan proses saling menyerang dan menjadikan pembelahan di masyarakat," katanya.